Vice President Corporate Communication Pertamina Muhammad Harun menyatakan bahwa pasokan BBM pulau Jawa tidak akan terganggu. Tapi apakah mungkin menjamin dalam satu atau hari kemudian?
Apakah ada unsur sabotase untuk menganggu pulau Jawa yang selama ini BELUM terbiasa antrian panjang selama sebulan penuh akibat langkanya BBM di SPBU? Apa jadinya jika pulau Jawa terganggu seperti kota-kota provinsi lainnya di tanah air seperti Pontianak, Jayapura (Timika), Pekanbaru sebagaimana yang telah kita lihat beberapa waktu lalu, mereka mengalami krisis BBM dalam jangka panjang. Jika tidak ada unusur sabotase mengapa hal ini sering tejadi?
Persoalan terbakarnya kilang minyak Cilacap ini memang sangat serius. Peristiwa ini sampai menganggu jadwal liburan Dirut Pertaminan dan meninjau langsung lokasi kebarkaran. Selain itu mengundang Menko Perekonomian Hatta Rajasa memberi ultimatum bahwa api harus dapat dipadamkan hari ini. Ini memberi pesan dan signal khusus bahwa kejadian ini memang berpotensi menganggu perekonomian Nasional.
Akhirnya, jika kita kaitkan adanya Mafia yang bermain di balik semua ini agar distribusi BBM di pulau Jawa dan ketersediaan stok nasional menjadi terganggu dan akhirnya harga menjadi tinggi, pasti akan ada muncul pertanyaan balik dan jawaban yang seolah-olah menafikan kemungkinan ini. Padahal dalam dunia praktek mafia dan intelejen tidak ada yang tidak mungkin, semua serba mungkin meskipun perlu di analisa secara tenang dan mendalam. Tidak apriori apalagi menuding terlalu mengada-ngada kemungkinan tersebut.
Kita berharap kecelakaan demi kecelakaan di Pertamina dapat segera dibenahi. Tidak terlalu penting banyak pimpinan sehingga organisasi terlalu gemuk dan membingungkan tingkat koordinasi dan pengawasan menjadi kurang efektif pada tiap bagian.
Semoga ada pembaca dari kalangan Pertamina yang dapat membantu dan memberikan pencerahan apakah kita mendapat BUMN kebanggaan nasional kembali seperti dahulu, ketika Pertamina bertindak sangat efektif dan efisien dalam berbagai bidang, padahal organisasinya tidak terlalu gemuk. Misalnya pada jaman AR Ramli.
Salam Kompasiana
abanggeutayo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H