Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perang Ras Kuning. Korut Lawan Hegemoni di Laut Kuning

29 November 2010   05:03 Diperbarui: 23 April 2019   00:06 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12910060201714752855

Setelah mengalami tekanan psikologis berupa perang urat syaraf yang ditebarkan oleh AS dan sekutunya termasuk Eropa terhadap Korea Utara (Korut) selama bertahun-tahun, akhirnya pusat syaraf pemimpin-pemimpin Korut "mengalami gangguan". Daya tahan (Endurance) Korut  dalam menyikapi tekanan dan provokasi AS melalui sekutu dekatnya Korsel dan Jepang berada pada titik kulminasi tertinggi.

Menyikapi titik  kulminasi tersebut, Korut  menyampaikan pesan kepada dunia bahwa mereka tidak mengenal issue pembual atau simulut besar dalam masalah nuklir. Korut benar-benar nyata telah melakukan pengayaan Uranium untuk berbagai keperluan persenjataan Rudal Balistiknya. Rudal berbagai tipe yang dimiliki Korut mampu menjelajah hingga 3000 Kilometer seperti No-Dong.

Mengapa Korut memilih hancur lebur ketimbang tunduk pada hegemoni AS, karena Korut bukanlah bangsa yang penakut. Selain itu mereka juga mempunyai persiapan yang sangat baik dalam menghadapi perang sesungguhnya dan perang urat syaraf. Lihat saja anggaran 2005 - 2008, Korut menyediakan anggaran sebesar US$.65 juta untuk membeli persenjataan berbagai model, jenis dan tipe dari Rusia, Cina dan Eropa Timur. Atas dasar ini, Korut tidak ingin didekte oleh AS dalam hal kebebasan mereka menciptakan persenjataan Nuklir dan untuk kepentingan apapun, seperti negara lainnya yang memiliki hal untuk itu.

Mengapa Korut Siap menghadapi Eskalasi?

Apa yang membuat Korut tetap bertahan? Tak lain adalah karena patriotisme, nasionalisme dan kedisplinan tiada tara setiap warganya baik yang menjadi pemimpin dan pekerja pemerintahan dan swasta maupun yang mnejadi sebagai warganegara dari Mahasiswa, pelajar hingga pengangguran sekalipun dikenakan disiplin.

Patriotisme yang dapat disebut sebagai ultra Nasionalime Korut dapat diacungi jempol. Mereka tidak setengah-setengah. Mereka katakan tidak terhadap hal-hal yang mendikte negara dan bangsa mereka. Mereka buktikan bahwa tidak itu dalam bentuk nota protes, dalam bentuk demonstrasi dan dalam bentuk menggelar latihan serta dalam bentuk nyata. Penembakan ke arah musuh.

Adanya jaminan secara psikologis dari China dan Rusia serta negara penentang hegemoni AS di seluruh dunia ikut memperkuatkan moral bangsa dan negara Korea Utara. Beberapa analisis juga mereka peroleh bahwa AS tidak akan berani menciptakan ekskalasi kecuali dengan sangat terpaksa Korut menembakkan nyata-nyata  pasukan AS yang berada di kawasan aman.

Mengapa Korut Menjadi Incaran AS dan sekutunya?

Apa kepentingan AS dan sekutunya terhadap Korut? Sebetulnya tidak ada kepentingan para leader penguasa dunia (Hegemoni) selain daripada pengausaan jalur di Laut Kuning yang dapat memberi ruang dan akses bebas perniagaan dari Asia menuju Amerika dan sebaliknya. Lintasan Laut Kuning ini sangat bernilai tinggi dan strategis bagi lalulintas laut internasional.

Selain itu, AS dan sekutu menekan Korut agar tidak menjadi negara produsen senjata Nuklir, karena penguasaan Nuklir yang tidak tepat oleh negara tidak tepat akan menjadikan nuklir sebagai senjata makan tuan bagi ummat manusia di seluruh dunia. teknologi dan informasi tentang Nuklir dianggap sebagai suatu pasal yang sangat sakral dalam traktat Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty).

Berdasarkan perjanjian tersebut yang telah ditandatangani oleh 181 Negara (termasuk Korut pada tangagl 12 Desember 1985, lalu keluar  perjanjian ini pada 10 April 2003) hanya ada 5 negara yang diperboleh oleh NPT menguasai nuklir untuk kepentingan damai, yakni : AS, Rusia, China, Perancis dan Inggris. Lima negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States / NWS) ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir.

Itulah sebabnya AS dan sekutunya sangat berang dengan kemampuan teknologi Korut yang ternyata lebih hebat ketimbang yang dimiliki oleh Indai dan Pakistan dalam pengolahan uranium untuk kepentingan Nuklir dan sistem persenjataan mereka.

Buah Simalakama Korut.

Bagi AS dan sekutunya atau  "Kuncen" Hegemoni dunia, sosok Korut ini memang seperti buah simalakama. Dibiarkan berbahaya, dihancurkan juga berbahaya. Bagaimana cara menghancurkan pelan-pelan tapi pasti? Inilah yang dilakukan oleh AS dengan sekutunya dengan menjalankan teknis Psy-war yang juga tidak terbukti efektif.

Mengirimkan agen spionase serta mencuri data-data teknologi via sateleti pun juga tak mampu. Ancaman mendatangkan kapal Induk Gorge Washington yang memiliki 75 pesawat tempur berbagai tipe dan jenis juga tidak menciutkan nyali Korut.

Latihan perang bersama Korsel yang ditujukan sebagai penyampaian informasi pamer kekuatan, juga tidak mampu menggoyahkan nyali Korut. Latihan ini ditentang habis oleh Korut sebagai upaya nyata-nyata mengancam negaranya. Pesan ini ditangkap Korut bukan karena Korut menganut metode "negative Thinking"  melainkan itu adalah bahasa dan kesepakatan sistem diplomasi Internasional bahwa latihan perang di perbatasan negara tetangga dapat diartikan sebagai unjuk kekuatan dan pernyataan perang secara sepihak.

Mengapa Korut sangat menentang latihan perang AS dan Korsel itu? Tak lain adalah karena pesan yang diterima itu sama dengan pernyataan perang Korsel terhadap Korut. Ke dua adalah latihan perang gabungan itu menggunakan teknologi yang diyakini mampu mencuri sistem informasi apapun tentang Korut. Jika informasi apapun tentang Korut diperoleh AS dan sekutunya maka tinggal memoles caranya saja bagaimana menghancurkan sebuah sistem pertahanan lawan hingga cara menghancurkan tempat persembunyian pemimpin-pemimpin Korut di bungker manapun di bawah permukaan tanah Korut.

Analisa skenario jalannya perang Ras Kuning .

Jika terjadi Perang Korea, beberapa kemungkinan yang bakal terjadi adalah sebagai berikut :

  • Korut menembakkan peluru kendali ke ibukota Seol (Korsel). Di susul oleh hujan arteliri yang merupakan senjata massal milik Korut. Sistem artileri Korut lebih massif ketimbang Korsel.
  • Disamping membalas hujan artileri oleh Korut, Pihak AS dan sekutunya menembakkan rudal-rudal ke ibukota Pyongyang. Pengeboman menggunakan pesawat udara dari ketinggian sangat tinggi dilakukan oleh angkatan udara Korsel dan AS. Bom yang dipandu oleh laser pencari jejak dan posisi ini dijatuhkan secara massal.
  • Melihat kondisi ini, China ikut membantu. Mereka membantu dengan mengirimkan kapal perang ke perbatasan.
  • Kehadiran China menimbulkan kemarahan Jepang. China terprovokasi oleh ulah Jepang yang mengambil kesempatan karena ingin menguasai pula Shenkeku. Oleh karena terprovokasi, Cina melepaskan tembakan dari kapal lau mengenai armada laut Jepang. Perang pun pecah antara ke dua negara.
  • Pecah perang China dan Jepang dimanfaatkan oleh China untuk membantu Korut secara nyata dengan menyuplai persenjataan dan amunisi ke Korut.
  • Melihat situasi ini China unjuk gigi, masuklah Iggris dan Australia meramaikan "dunia persilatan" di Laut Kuning membantu AS. Mereka terang-terangan membantu AS yang keteteran karena pangkalan laut di Okinawa, Jepang di serang oleh China.
  • Ketika  Inggris dan Australia masuk arena, selanjutnya angkatan perang Rusia tergelitik untuk ikut membantu China. Kendati pun adanya hubungan baik antra Korsel dan Rusia, namun Rusia lebih dekat dengan China dan Korut karena masalah idiologi dan investasi. Masuknya Rusia pertanda rusaknya tatanan global karena perang dunia ke-3 telah terjadi antara AS dan sekutunya melawan Rusia dan geng nya.

Apa dampak dari PD-3 ini? Tak cukup kalimat untuk melukiskan contoh dan bentuk kehancuran serta kerugian yang terjadi. Pendek kata, hancur, lebur, rugi dan menimbulkan kemiskinan kembali negara-negara yang terlibat perang. Belum lagi dampak perekonomian global akibat tersendatnya proses pengiriman barang  melalui Laut Kuning, memperparah jarak yang harus ditempuh dari Amerika ke Asia atau sebaliknya sehingga menambah biaya kirim.

Artinya hanya kerugian yang diperoleh jika hanya bertujuan mematikan seekor "nyamuk yang nakal" Korut. Kita yakin bahwa AS dan sekutunya pasti akan memperkirakan hal ini jauh lebih rapi. Sitem intelejen sekutu pasti telah mengumpulkan data-data dan kemungkinan yang terjadi seperti di atas jika perang terjadi.

Kendatipun upaya pendekatan ditempuh untuk menahan laju campur tangan Inggris, Australia, China dan Rusia dalam upaya menahan luasnya eskalasi tetap saja itu bukan sebuah jaminan, sebab antara Korut, China dan Rusia pati memiliki hubungan psikologis seperti antara AS, Inggris dan Australia.

Skenario Win-Win Solution

Bagaimana agar AS dan sekutu tidak kehilangan muka dalam menghadapi perlawanan Korut? Paling tidak diaturlah skenario sebagai berikut :

  • AS dan Korsel tetap menjalankan gelar latihan gabungan di Laut Kuning dekat perbatasan.
  • Kepada Korut "dizinkan" menembakkan secara sporadis beberapa artileri mereka namun dengan koordinate khusus, yakni tidak jatuh ke perbatasan yang lebih jauh. Mungkin hanya 20 puluhan Km dari perbatasan. Areal itu tentu disterilkan lebih dahulu oleh AS dan sekutunya.
  • Perang propaganda dihembus kuat-kuat oleh AS dan sekutu untuk menyamarkan skenario terebut.
  • Negosiasi kemudian dibentuk. Hasilnya, Korut diminta masuk kembali ke meja perundingan di mana Korut dan Korsel melakukan perdamaian, di mana kepada Korut diberikan wewenang pengayaan Nuklir untuk tujuan damai dan untuk pembangkit tenaga listrik.

Kesimpulan 

Persoalan tentang Korut muncul akibat pertumbuhan Ekonomi yang tidak  tidak seimbang antara Korsel  dan

[caption id="attachment_75193" align="alignright" width="291" caption="Rudal Balistik No-Dong, dalam salah satu parade militer Korut Tahun lalu."][/caption] Korut dan juga di kawasan regional. Selain itu juga dipicu oleh kemampuan Nuklir Korut yang seyogyanya tidak diperbolehkan berdasarkan perjanjian Non proliferasi Nuklir.

Hegemoni itu  TIDAK dibutuhkan lagi  untuk menjamin kestabilan politik dunia.  Hegemoni hanya tercipta untuk melindungi pembagian "jatah" kawasan untuk kepentingan politik, ekonomi dan pertahanan masing-masing leader. Apapun alasannya, tekanan terhadap Korut hanya dilandaskan oleh kepentingan Hegemoni di kawasan Laut Kuning

**********

Kita  perlu mengaca kepada Korut, bagaimana menanamkan disiplin, nasionalisme yang tepat dan hidup mandiri tanpa takut ancaman. Jika sudah disegani seperti ini, apakah ada tetangga yang coba menganggu?...

Salam Kompasiana

abang geutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun