Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ini yang Bikin Abbot, Dilma, dan Lainnya seperti Kekanakan

26 Februari 2015   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan harga diri bangsa kita kembali? Berikut yang harus sama-sama kita jalankan dan lakukan segera:

  • Disiplin dalam setiap sendi kehidupan dan bersosial harus dijalankan
  • Taat aturan dan hukum tanpa merasa dijadikan obyek oleh hukum
  • Aparatur negara harus menjadi contoh teladan bagi berlakunya hukum dan aturan serta disiplin di Tanah Air. Perseteruan antara Polri- KPK dan perselisihan oknum TNI  Polri serta terjebaknya sejumlah Jaksa dan Hakim dalam kasus pidana serta performa kontra produktif sejumlah anggota DPR selama ini ikut andil meruntuhkan moral dan jati diri bangsa Indonesia di mata internasional.
  • Nasionalisme harus ditumbuh kembangkan kembali dari sekolah dasar hingga universitas. Sejumlah pegawai negeri dan BUMN harus ditata kembali format wawasan kebangsaannya melalui kursus secara bertahap dan bergelombang selama dua kali dalam setahun dan berlaku 3 tahun berturut-turut misalnya.
  • Alokasi anggaran belanja negara untuk semuak sektor pasti penting. Akan tetapi, pengalokasian dana untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan harus mendapat skala prioritas utama dalam anggaran belanja negara. Tanpa memperlihatkan semangat pada kedua sektor tersebut jangan heran jika topik nasionalisme hanya menjadi bahan tertawaan dan olok-olok oleh bangsa sendiri.
  • Sekolah harus memenuhi syarat. Tak dapat dipungkiri masih banyak yang tidak layak belajar. Tidak hanya di desa pedalaman, di Kota Jakarta pun masih ditemukan sekolah yang tidak layak meski alasannya klise, sementara dan sebagainya. Kesannya seperti belajar di negara belum merdeka, tidak memenuhi syarat. Padahal regulasi dan biaya serta pakar -yang katanya ahli-ahli bertaraf dunia- tidak habis-habisnya dikucurkan untuk membuat kebijakan yang berujung nihil alias sia-sia walau tidak seluruhnya. [caption id="" align="alignnone" width="259" caption="https://alfido.files.wordpress.com/2014/11/wpid-s6001653.jpg?w=460"]
    https://alfido.files.wordpress.com/2014/11/wpid-s6001653.jpg?w=460
    https://alfido.files.wordpress.com/2014/11/wpid-s6001653.jpg?w=460
    [/caption]

Atas sejumlah rangkaian peristiwa anjiloknya harga diri bangsa dan kondisi realita apa yang terjadi sejak beberapa dekade silam sampai saat ini, tak heran memang kawan dan lawan Indonesia di sejumlah negara dan bangsa lain memosisikan kita sebagai bangsa yang polos dan lugu dan pantas untuk dibodoh-bodohi ketimbang dijadikan sebagai sahabat yang mengagumkan dan patut dijaga hubungannya agar silaturrahmi semakin mesra, bukan?

Mari kita periksa, masih "begerak-gerak" kah (tanda hidup) nasionalisme kita? hehehehhe

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun