Kelompok Islam Jamaah, adalah sebuah kelompok sempalan yang benaung di bawah bendera organisasi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Di dalam kelompok ini, ada sebuah Doktrin yang terus menerus diceritakan oleh para pembesar kelompok itu setiap kali mereka menggelar kegiatan pengajian, baik di tingkat pusat, daerah, desa atau kelompok, yang isi doktrin itu menyebutkan bahwa, " Jamaah kita ini (Islam Jamaah-LDII,pen) sudah benar, karena jamaah kita ini yang pertama, sehingga walaupun di luar sana banyak yang membentuk jamaah, namun semuanya tidak sah. Hanya jamaah kita saja yang sah."
Benarkah Kelompok Islam Jamaah - LDII itu yang pertama kali membentuk jamaah ?
Ternyata sejarah berkata lain. Sebelum Islam Jamaah terbentuk, jauh sebelumnya telah ada sekelompok orang yang membentuk Jamaah, yakni Hizbullah.
Nurhasan Madighol selaku pendiri Islam Jamaah, ternyata pernah berbaiat dan bergabung dalam jamaah Hizbulloh, pimpinan Wali Al Fatah itu, tidak lama setelah kepulangannya dari Mekkah, Arab Saudi, sekitar tahun 1941.
Nurhasan kebagian tugas untuk menyampaikan dahwah di daerah Kediri Jawa Timur. Dakwahnya  berkembang pesat.
Setelah pengikut Nurhasan semakin bertambah banyak, maka saat itulah dia membentuk keimaman sendiri, dirinya mendirikan jamaah sendiri, jamaah tandingan. Sejumlah data dan fakta menunjukkan bahwa Nurhasan mendirikan keamiran tandingan di tahun 1963, atau sekitar 20 tahun setelah dia bergabung di dalam kelompok Hisbullah itu.
Maka bila kita mau menjadikan kefahaman Islam Jamaah bahwa orang yang mendirikan keamiran tandingan adalah FAROQOL JAMAAH, maka Nurhasan Madighol lah yang paling pertama di dalam kalangan Islam Jamaah yang faroqol jamaah.
Dirinyalah yang paling pertama murtad dan kembali kepada kekafiran. Karena seperti itulah pemahaman agama di dalam Islam Jamaah bentukan Nurhasan Madhigol itu, bahwa orang yang keluar dari jamaah maka hukumnya murtad dan kafir.
Nurhasan Madhigol telah menyempal dari jamaah Wali al Fattah Hizbullah.
Maka sesuai dengan vonis yang berlaku di dalam kalangan Islam Jamaah yang berlaku selama ini, bahwa orang yang menyempal dari jamaah itu adalah orang yang merasa pol sendiri, sakit hati, ingin mendirikan keamiran. Maka ternyata vonis itu telah terlebih dahulu diborong oleh Nurhasan.
Dirinya membelot dari keamiran Wali Allah Fatah karena merasa lebih hebat dan lebih pol, dan karena ingin menjadi imam.
Maka para pembesar dan pengikut setia Nurhasan berusaha merekayasa cerita-cerita untuk menyembunyikan sejarah yang sebenarnya. Upaya menyembunyikan sejarah yang sesungguhnya itu, dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Pada pelaksanaan camping CAI di Wonosalam, tahun 1990, diumumkan bahwa tidak benar Nurhasan pernah berbaiat kepada Wali Alfatah.
2. Namun pada sebuah kesempatan, ada seorang pengurus yang cerita bahwa benar Nurhasan memang pernah berbaiat kepada Wali Al Fatah, tetapi karena Jamaah Hizbullah  niatnya bukan murni untuk agama, akhirnya Nurhasan keluar.
Sampai di sini kita sudah mencium aroma tak sedap, aroma kedustaan yang menyengat.
Antara pengurus tidak singkron, ada yang menyangkal bahwa Nurhasan tidak pernah berbaiat kepada Wal Al Fatah, namun yang lain membenarkan bahwa Nurhasan pernah berbaiat kepada Wali Al Fatah.
Aroma tak sedap kedua, yakni bagaimana mungkin Nurhasan bisa mengetahui niat Wali Al Fatah, dan menjadikan hal itu sebagai alasan untuk membelot?
Siapa yang bisa memastikan bahwa niat Jamaah Hizbullaah bukan niat Karena Allah, lalu bagaimana seumpama yang terjadi justru sebaliknya, yakni semata-mata niat mengamalkan Quran Hadust semurni-murninya ?
Maka positif Nurhasan Pun dinyatakan MURTAD.
Sejumlah dokumen resmi yang diperoleh dari tokoh agama yang sangat dihormati di negeri ini, menjadi bukti bahwa Nurhasan pernah berbaiat kepada Wal Al Fatah
Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, sangat mudah menemukan fakta dan data mengenai hubungan antara Jamaah Wali Alfatah dengan Nurhasan, juga pandangan jamaah Hizbullah terhadap Nurhasan, silahkan googling, dan cari alamat Jamaah Hizbullah.
Atau anda juga bisa  menelpon atau datang langsung ke markas Hizbullah di Jakarta.
Dan bersiap-siaplah untuk tercengan dan kaget, tatkala semua fakta dan data itu adalah benar, dan kemudian membuat kita sadar bahwa selama ini kita telah ditipu.
Fakta menyebutkan bahwa, Nurhasan berbaiat kepada Wali Alfatah.
Dari Wali Al Fatah lah, Nurhasan mendapat pemahaman mengenai baiat itu.
Praktek memisahi Jamaah dan Amir yang dibaiat juga pertama kali dilakukan oleh Nurhasan.
Nurhasan mendirikan jamaah tandingan, yang menurut pemahaman jokam-Islam Jamaah-LDII, hal itu disebut sebagai faroqol jamaah. Maka Nurhasan pulalah yang melakukan faroqol jamaah pertama kali.
Kesimpulannya adalah, Islam Jamaah dibangun diatas aqidah sesat. Bahkan dapat dikatakan bahwa aqidah Islam Jamaah adalah aqidah oplosan, aqidah Takfiri ala Khawarij + Bithonah Takiyyah ala Syiah + Yahudi, yakni menghalalkan segala cara untuk tetap exis + amalan Nasrani, penebusan dan pengakuan dosa, persepuluhan dan baiat ala baptis.
Islam Jamaah dibangun bukan di atas tujuan Karena Allah, tetapi karena tujuan duniawi semata, karena isrun, karena kedudukan dan karena wanita, karena syahwat dunia.
Islam Jamaah menerapkan amalan-amalan dengan main comot dalil secara serampangan. Infak persenan yang nyata-nyata tidak berdalil, awalnya coba disandarkan ke Surat Albaqarah : 4, setelah ketahuan  prakteknya berbeda dengan maknanya, maka dicomot kan dalil untuk zakat, lalu berubah lagi mencari dalil lain yang dicocok-cocokkan.
Pemahaman islamnya kelompok Islam Jamaah ini, sehngguhnya banyak yang tidak MANQUL, karena tidak sesuai dengan pemahaman ulama di dunia ini.
Tak ada seorangpun ulama selain ulama Islam Jamaah yang membenarkan ajaran LDII-Islam Jamaah, mulai dari masalah imam, baiat, jamaah, murtad, isrun, surat tobat, dan lain lain.
Melalui tulisan ini, kami mengingatkan kepada pengikut Islam Jamaah untuk segera bertobat dan menyelamatkan diri dan keluarga dari penipuan luar biasa ini.
Di era keterbukaan ini, ulama ulama kredible bertebaran di mana-mana, ulama Mekkah dan Madinah , ribuan ulama yang diakui kapasitas keilmuannya siap menjawab pertanyaan anda semua.
Bertanyalah kepada orang-orang  jujur yang sholeh, yang juga dengan mudah ditemui dimana-mana.
Mereka yang selalu dicap mau jadi imam, salah niat, sakit hati itu juga siap menuntun dan mengajak pada keselamatan.(KA)Â
Belajarlah dari orang yang jelas ilmunya , punya isnad dan tidak hiang di becak.
Banyak ulama yang punya ijazah yang jelas dari syaikh ulama Haramain..
Sekali lagi selamatkan diri kita dan orang-orang yang kita cintai dari akidah sesat Islam Jamaah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H