Mohon tunggu...
Abah Ucup
Abah Ucup Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pengajar yang menjaga keresahannya

Semakin dewasa kesukaan semakin absurd

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rekreasi Sambil Belajar Sejarah Purbalingga di Museum Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja

2 Juni 2022   17:43 Diperbarui: 2 Juni 2022   17:45 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang profesor di bidang ilmu pendidikan, beberapa karya telah dihasilkannya. Beberapa karya pentingnya, antara lain, Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan (1957), Pendidikan dalam Alam Indonesia (1970) dan Ensiklopedi Pendidikan (1970). 

Dirinya juga beberapa kali diberikan penghargaan sebagai tokoh pendidikan. Pada 1961, Presiden Soekarno memberikan penghargaan Satyalencana Karya Tingkat II. Pada 1977 Presiden Soeharto memberikannya gelar sebagai Perintis Pengembangan Pendidikan Tinggi. Di tahun yang sama Purbakawatja dinobatkan ssbagai Tokoh Pendidikan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta.

Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja wafat pada tanggal 7 Desember 1984. Beliau dimakamkan di tanah kelahirannya, Desa Prigi, Kecamatan Padamaran, Kabupaten Purbalingga. Bersebelahan dengan makam Sang Istri tercinta Suryati.


Museum Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja Destinasi Eduwisata sejarah di Purbalingga
Sebagaian masyarakat masih melihat museum hanya sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda tua nan antik. Padahal fungsi museum tidak hanya sebatas tempat penyimpanan benda-benda tua. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. 

Selain berfungsi sebagai tempat untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan mengkomunikasikan koleksi, museum juga dapat berperan sebagai pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan Kebudayaan.

Menurut Fitra Arda, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, "Museum tidak saja sebagai ruang tempat melestarikan kebudayaan dan edukasi tetapi sekaligus juga sebagai ruang rekreasi yang menyenangkan atau edutaiment."

Jadi museum tidak hanya sekedar tempat penyimpanan benda-benda masa lalu dan memamerkannya, melainkan juga sebagai destinasi wisata alternatif yang tidak hanya memberikan suguhan pengetahuan tentang masa lalu, namun juga tempat rekreasi bagi masyarakat.

Museum Prof.Dr.R. Soegarda Purbakawatja merupakan salah satu museum di Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Museum yang terletak di depan pintu masuk Pendopo Dipokusumo ini juga merupakan museum pertama di Kabupaten Purbalingga. Nama Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja dijadikan nama museum oleh pemerintah Kabupaten Purbalingga sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa-jasanya kepada bangsa, negara dan khususnya masyarakat Kabupaten Purbalingga.

Saat memasuki museum kita akan disuguhi patung setengah badan Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja yang sedang mengenakan toga, lengkap dengan atribut senat. Di dada patung terpasang plat tembaga yang bertulisan nama lengkap Prof. Dr. Soegarda Purbakawatja beserta tanggal lahir dan wafatnya. Di sebelah sisi kanan patung dari muka, terpajang sepasang patung yang mengenakan pakaian adat khas Kabupaten Purbalingga, yaitu Blangkon Sudirman di kepala patung pria dan batik bermotif pohon lumbon khas Purbalingga.

Ruang pameran Museum Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja terdiri dari dua ruangan. Ruangan pameran di museum tidak memiliki konsep tertentu yang menunjukkan suatu periodisasi secara tegas. Ruangan pameran pertama berisikan beberapa koleksi yang terbagi ke beberapa segmentasi, diantaranya koleksi barang-barang pribadi Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja yang tersimpan rapih dalam sebuah lemari kaca, sederet foto-foto wajah Bupati Purbalingga dari masa pra-kemerdekaan hingga sekarang.

Terdapat juga koleksi barang-barang antik, seperti sekumpulan keris yang dipajang pada sebuah etalase kaca, beberapa buah tombak, sepasang pedang antik, beberapa set alat pinang lengkap, porselen yang berasal dari Cina dan Eropa, perhiasan masa pra-sejarah, perkakas masak tradisional dan rumah tangga, permainan tradisional dan perlengkapan upacara adat. Di ruang pameran pertama juga terpajang satu set Wayang Suket yang merupakan ikon Kabupaten Purbalingga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun