Sukanto Tanoto, terlibat dalam dugaan korupsi wesel ekspor Unibank. Ia diduga merugikan negara sebesar US$. 230 juta dollar Amerika.
Para pengusaha yang diduga kuat sebagai pengemplang pajak dalam jangka panjang yang berasal dari Indonesia, adalah : James Riady, Â Eka Tjipta Widjaja, Keluarga Salim, Sukanto Tanoto, dan Prajogo Pangestu.Sekarang mereka bisa aman dan berbahagia tanpa disentuh lagi dengan berbagai kasus Pidana kejahatan manipulasi hanya dengan mengikuti Tax Amnesty.
Ini belum bicara kasus yang melibatkan Miranda Goeltom, Theo Toemion, Freddy Harry Sualang, Panda Nababan, Max Moein, Ni Luh Mariani Tirta Sari, Olly Dondokambey, Rusman Lumbatoruan, Willem Tutuarima, Poltak Sitorus, Aberson M Sihaloho, Jeffey Tongas Lumban Batu, Matheos Pormes, Engelina A Pattiasina, Sengman Tjahja, Basuki, Elizabeth Liman, Yudi Setiawan, Artalyta Suryani alias Ayin dsb.
Semua orang orang dari para sosok penjahat ekonomi ini, bisa melarikan diri dengan mulus keluar Indonesia, adalah dibantu oleh para oknum aparat Pemerintah serta para oknum aparat penegak hukum kita. Para oknum Pemerintah ini, sekarang sudah pensiun dalam gelimang uang haram dan banyak yang sedang sakit sakitan dan banyak pula ditipu orang (uang setan dimakan iblis).
Kalau media-media sekuler dan anti-Islam, kasus-kasus korupsi yang melibatkan mayoritas non-muslim memang selalu ditutup-tutupi, dikecil-kecilkan secara rapi, andaipun "terpaksa" selalu diberitakan cuma sekilas dan selintas saja.
Beda terhadap kasus korupsi yang menimpa warga beragama Islam. Walaupun terkadang nilainya kecil, dan tidak begitu besar dibandingkan dengan sungguh besarnya manipulasi skandal BLBI seperti tersebut diatas, pasti akan selalu diblow-up habis-habisan, diberitakan berulang-ulang bahkan berhari hari oleh Kompas cs dan Metro TV.
Dan ketidak adilan pemberiataan adalah selalu mengekspose simbol-simbol ke-Islaman pelaku korupsi tersebut, sengaja selalu dominan ditonjolkan dalam pemberitaan. Hati-hati terhadap media yang selalu membenci terhadap agama yang dianut mayoritas rakyat Indonesia.(000)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI