Mohon tunggu...
Abah Kabayan
Abah Kabayan Mohon Tunggu... -

Wong cilik yang bukan penggemar hoak

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ngomong-ngomong Pak Amien Tahu Nomor Handphone Malaikat?

16 Maret 2019   11:06 Diperbarui: 16 Maret 2019   11:54 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tadi malam, sehabis pulang kerja, saya mampir ke warung kopi langganan saya. Hari sudah dini hari, menjelang pukul tiga pagi. Warung Kang Ujang, warung kopi langganan saya yang jadi tujuan. Tiba di warung, tak ada pembeli. Hanya ada Kang Ujang yang lagi asyik merokok dan nonton televisi. " Kang biasa, kopi hitam tanpa gula," kata saya." Siap," jawab Kang Ujang yang langsung trengginas melayani pesanan saya.

Saya pun duduk. Segelas kopi hitam tanpa gula disodorkan Kang Ujang. Setelah itu Kang Ujang, kembali ke aktivitasnya nonton teve. Saya pun langsung mencicil menyeruput kopi hitam favorit saya. Sambil minum kopi,  iseng-iseng saya baca berita lewat handphone saya.

Satu berita yang diunggah situs berita Timesindonesia.co.id  pada 12 Maret 2019, menggelitik saya. Berita itu berjudul : Yakin Duet Prabowo-Sandi Menang, Amien Rais: Malaikat Doakan Jokowi Kalah. Kenapa menggelitik, karena Pak Amien Rais, mantan Ketua MPR yang juga politikus sepuh Partai Amanat Nasional itu tahu doa Malaikat. Seperti diketahui, Pak Amien sendiri saat ini menjadi 'pendukung garis keras' pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang jadi lawan duet Jokowi-Ma'ruf di pemilihan presiden 2019.

Pernyataan Pak Amien soal dia tahu doa Malaikat itu dilontarkan saat dia jadi pembicara di diskusi bartajuk, " Tolak Money Politics", yang digelar Sekretariat Nasional Prabowo-Sandiaga di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Begini isi kutipan pernyataan Pak Amien yang saya kutip dari situs Timesindonesia.co.id.

" Tapi sepertinya, Insya Allah yang menang itu yang ditentukan oleh Allah SWT. Jadi malaikat-malaikat barangkali sudah lapor tiap hari, Allah sudah mengetahui tanpa malaikat lapor Allah sudah tahu," kata Pak Amien.

Kutipan lainnya dari Pak Amien, " Tapi dengan bahasa Indonesia, malaikat ini tiap hari turun. Tiap hari lapor kepada Allah, Ya Allah bangsa Indonesia itu sebenarnya bangsa yang punya potensi tapi pemimpinnnya ugalan-ugalan tolong Ya Allah kalahkan, tentukan kalah."

Setelah membaca berita itu, dalam hati saya menggumam, hebat betul ya Pak Amien, bisa tahu laporan Malaikat ke Allah (Tuhan). Sungguh warbiyasak. Sangat sakti mandraguna. Saya pikir kesaktian Pak Amien susah ditandingi. Kesaktiannya mungkin melebihi para wali.

Mungkin Sunan Kalijaga juga tak ada apa-apanya dengan blio. Mungkin ya. Karena setahu saya, Sunan Kalijaga saja,  belum pernah dalam kisahnya dia sampai ngomong tahu yang didoakan Malaikat. Jadi, baru Pak Amien yang tahu yang didoakan Malaikat. Detil pula tahunya.

Apakah Pak Amien, punya hubungan langsung dengan para Malaikat? Boleh jadi seperti itu. Atau jangan-jangan Pak Amien punya nomor handphone Malaikat? Sepertinya yah. Karena dengan begitu gamblang dan yakin Pak Amien tahu doa malaikat. Wah, kalau Pak Amien punya nomor handphone Malaikat, mbok apa salahnya dibagikan saja ke seluruh rakyat Indonesia. 

Biar rakyat Indonesia juga tahu, apakah Indonesia ini akan bubar atau tidak. Saya juga ingin tahu, apakah saya nanti akan punya mobil Ferarri atau tidak? Atau apakah saya akan sekaya Atta Halilintar ataukah enggak? Karena sepertinya enak, kalau tahu yang dilaporkan dan didoakan Malaikat.  

Tapi sembari menghabiskan sisa kopi yang tinggal dua seruputan lagi, saya kembali tercenung. Bagaimana ya bila ternyata Pak Jokowi yang menang?  Kalau menang, apa karena doa Malaikat itu tak diamini Tuhan? Atau bagaimana?  

Atau Pak Amien yang salah dengar, nyatanya Malaikat doanya tak seperti itu? Atau jangan-jangan karena Pak Amien sudah sepuh, dia salah menerka, ternyata yang disangkanya malaikat itu adalah jin yang sedang melakukan undercover alias sedang menyamar. Entahlah. Yang pasti, bagi saya sangat menarik pernyataan Pak Amien yang tahu doa Malaikat.

Sangat luar biasa. Tidak ada lho guru besar di dunia ini sehebat Pak Amien. Coba cari, guru besar dari universitas mana yang tahu, laporan harian atau bahkan doanya malaikat yang disampaikan ke Tuhan yang Maha Kuasa tentang negaranya? Coba siapa? Guru besar di Mesir? Saya belum dengar ada yang sehebat Pak Amien? Guru besar dari universitas nomor wahid di Amerika? Ah, kayaknya belum ada yang sesakti Pak Amien.

Jadi bangsa Indonesia ini harus berbangga punya guru besar yang sakti mandraguna seperti Pak Amien. Karena Pak Amien yang tahu, laporan dan doa para Malaikat. Huebaatt bukan.

Kopi di gelas habis sudah. " Mas, warung mau tutup!" Suara yang sangat saya kenal mengagetkan saya. Suara Kang Ujang, tukang kopi langganan saya.

" Oh ya Kang, maaf. Keasyikan melamun tadi," kata saya.

Saya pun merogoh kantung, dan membayar segelas kopi yang saya minum. Kang Ujang, menerimanya dengan sigap, lalu cekatan beres-beres. Ia mau menutup warungnya. Pernyataan Pak Amien soal doa malaikat itu masih menggayut dipikiran.

Sambil berdiri dengan maksud hendak keluar warung, saya melempar tanya ke Kang Ujang. " Kang, ini serius saya mau tanya. Tapi tolong jawab dengan jujur."

Kang Ujang yang sedang beres-beres mengernyitkan dahi. " Mau tanya apa?" Kata Kang Ujang.

" Ini Kang, mau tanya ini. Tapi jawab dengan jujur yah," kata saya dengan ragu-ragu.

" Yey rek nanya naon (mau nanya apa)" kata Kang Ujang tak sabar.

" Ini Kang, Akang punya nomor handphone Malaikat enggak?" Akhirnya pertanyaan itu keluar.

Kang Ujang yang masih sibuk beres-beres sampai berhenti dari kegiatannya menutup warung. Wah saya pikir, Kang Ujang sama saktinya dengan Pak Amien.  

"Kasurupan sugan maneh teh, nanya nu teu puguh (kesurupan kamu ya nanya yang enggak jelas)" jawab Kang Ujang sambil geleng-geleng kepala.

" Eling maneh, kasambet jarian ti mana nanya handphone Malaikat sagala (sadar kamu, kesambet setan darimana sampai nanya nomor handphone malaikat segala)," kata Kang Ujang lagi.

" Yey serius Kang, boga teu? (serius kang, punya enggak)," saya tetap keukeuh nanya.

" Enggeus ah, nomor handphone janda hayang teu. Lamun nomor handphone janda boga urang (sudah ah, nomor janda saja mau enggak. Kalau nomor janda saya punya)," jawab Kang Ujang.

Ah, Kang Ujang ternyata tak sehebat Pak Amien. Gagal sudah saya ingin punya kontak langsung dengan Malaikat. Saya pun pamitan ke Kang Ujang. Sambil menjalankan motor butut saya dengan pelan, saya pun menggumam pelan dalam hati. " Saya mau seperti Kang Ujang sajalah, jadi orang eling saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun