Atau Pak Amien yang salah dengar, nyatanya Malaikat doanya tak seperti itu? Atau jangan-jangan karena Pak Amien sudah sepuh, dia salah menerka, ternyata yang disangkanya malaikat itu adalah jin yang sedang melakukan undercover alias sedang menyamar. Entahlah. Yang pasti, bagi saya sangat menarik pernyataan Pak Amien yang tahu doa Malaikat.
Sangat luar biasa. Tidak ada lho guru besar di dunia ini sehebat Pak Amien. Coba cari, guru besar dari universitas mana yang tahu, laporan harian atau bahkan doanya malaikat yang disampaikan ke Tuhan yang Maha Kuasa tentang negaranya? Coba siapa? Guru besar di Mesir? Saya belum dengar ada yang sehebat Pak Amien? Guru besar dari universitas nomor wahid di Amerika? Ah, kayaknya belum ada yang sesakti Pak Amien.
Jadi bangsa Indonesia ini harus berbangga punya guru besar yang sakti mandraguna seperti Pak Amien. Karena Pak Amien yang tahu, laporan dan doa para Malaikat. Huebaatt bukan.
Kopi di gelas habis sudah. " Mas, warung mau tutup!" Suara yang sangat saya kenal mengagetkan saya. Suara Kang Ujang, tukang kopi langganan saya.
" Oh ya Kang, maaf. Keasyikan melamun tadi," kata saya.
Saya pun merogoh kantung, dan membayar segelas kopi yang saya minum. Kang Ujang, menerimanya dengan sigap, lalu cekatan beres-beres. Ia mau menutup warungnya. Pernyataan Pak Amien soal doa malaikat itu masih menggayut dipikiran.
Sambil berdiri dengan maksud hendak keluar warung, saya melempar tanya ke Kang Ujang. " Kang, ini serius saya mau tanya. Tapi tolong jawab dengan jujur."
Kang Ujang yang sedang beres-beres mengernyitkan dahi. " Mau tanya apa?" Kata Kang Ujang.
" Ini Kang, mau tanya ini. Tapi jawab dengan jujur yah," kata saya dengan ragu-ragu.
" Yey rek nanya naon (mau nanya apa)" kata Kang Ujang tak sabar.
" Ini Kang, Akang punya nomor handphone Malaikat enggak?" Akhirnya pertanyaan itu keluar.