Kang Ujang yang masih sibuk beres-beres sampai berhenti dari kegiatannya menutup warung. Wah saya pikir, Kang Ujang sama saktinya dengan Pak Amien. Â
"Kasurupan sugan maneh teh, nanya nu teu puguh (kesurupan kamu ya nanya yang enggak jelas)" jawab Kang Ujang sambil geleng-geleng kepala.
" Eling maneh, kasambet jarian ti mana nanya handphone Malaikat sagala (sadar kamu, kesambet setan darimana sampai nanya nomor handphone malaikat segala)," kata Kang Ujang lagi.
" Yey serius Kang, boga teu? (serius kang, punya enggak)," saya tetap keukeuh nanya.
" Enggeus ah, nomor handphone janda hayang teu. Lamun nomor handphone janda boga urang (sudah ah, nomor janda saja mau enggak. Kalau nomor janda saya punya)," jawab Kang Ujang.
Ah, Kang Ujang ternyata tak sehebat Pak Amien. Gagal sudah saya ingin punya kontak langsung dengan Malaikat. Saya pun pamitan ke Kang Ujang. Sambil menjalankan motor butut saya dengan pelan, saya pun menggumam pelan dalam hati. " Saya mau seperti Kang Ujang sajalah, jadi orang eling saja."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H