Mohon tunggu...
Abah Kabayan
Abah Kabayan Mohon Tunggu... -

Wong cilik yang bukan penggemar hoak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita 'Dipelintir', Kader Muda Muhammadiyah Bela Cak Nanto

4 Maret 2019   16:30 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:58 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Mari membaca secara utuh dari mana sumber berita dikutip situs sangpencerah.id. Di situs Tirto.id, berita terkait pernyataan Ketua Umum Pemuda berjudul Kata Pemuda Muhammadiyah Soal Usul NU Tak Sebut Kafir ke Non-Islam," katanya.

Dalam berita di Tirto.id, kata Syafruddin, dengan jelas Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, perihal kafir, dalam Islam memang ada pembahasannya. Siapa pun yang tidak menerapkan laku hidup sesuai ajaran Islam, maka akan disebut sebagai kafir. Tapi, menurut Cak Nanto seperti ditulis di Tirto.id, di agama lain makna kafir juga demikian. 

Pernyataan Sunanto pun menurut Syafruddin sangat menyejukkan. Coba menengahi polemik. Bagi Sunanto, perbedaan jangan kemudian memperuncing situasi. Dalam konteks kebangsaan, itu sangat berbahaya. Karena bisa memecah belah.

" Jadi mari mengisi ruang publik, terutama media sosial dengan narasi yang sejuk dengan mengedepankan tabayyun. Tidak dengan prasangka," kata Syafruddin.

Sebagai bangsa yang beradab, ia mengajak semua pihak dalam menanggapi hasil Mubes NU terkait usulan penggantian kata "kafir" dengan kata non muslim, hendaknya disikapi dengan bijak. " Kita bisa saja tidak setuju, mari ekspresikan ketidaksetujuan dengan narasi-narasi dialogis tanpa ada umpatan apalagi fitnah dan prasangka," kata dia.

Tapi yang membuatnya gerah, ini sudah kesekian kalinya pernyataan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ditafsirkan lain, sehingga muncul kegaduhan. "Untuk kali ini  saya melakukan pembelaan dengan harapan kita bisa mengedepankan kejujuran dibanding kebencian," katanya.

Tak hanya Syafruddin yang angkat bicara. A. Hidayat, adik Panti Sunanto yang juga Dosen disalah satu perguruan tinggi Muhammadiyah, itu angkat pendapat. Bahkan, Adi mengaku sampai menelpon langsung ke Sunanto, dan mendesak Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu bereaksi atas berbagai tudingan, bahkan hujatan yang ditujukan kepadanya. 

" Yang terakhir itu Cak Nanto (panggilan akrab Sunanto) dianggap setuju dengan penghapusan kata kafir. Padahal, tak seperti itu konteksnya. Intinya,  seolah setiap kali Cak Nanto  mengemukakan pendapatnya, disaat itu juga ada kotraversial. Sebuah kontroversial yang tidak jarang dibarengi dengan hujatan, makian dan bullying fisik yang kasar," kata Adi menyayangkan. 

Adi dengan terus terang mengaku geregetan. Karenanya ia pun memutuskan untuk menelpon Cak Nanto langsung.  Pada Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu, ia bertanya, kenapa setiap ada tuduhan bahkan hujatan,Cak Nanto diam saja. Padahal tidak susah bagi Cak Nanto, misalnya mengeluarkan klarifikasi terkait pendapatnya yang seolah digesting berbeda dengan aslinya. 

"Cak, kok sampean diam saja. mbok kasih klarifikasi, minimal di medsos?" Adi mengisahkan kembali ceritanya saat menelpon Cak Nanto.

Tapi kata Adi, dengan gaya santainya Cak Nanto, menjawab dengan santainya,"  Santai lek, saya tidak ingin berdebat dengan apa yang sebenarnya tidak saya maksudkan. Berdebat secara keras hanya menambah kebisingan dan saya tidak ingin berhadap-hadapan dengan sesama saudara Muslim."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun