Mohon tunggu...
khusnul mubarok
khusnul mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajar sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Takut Salah, Tapi Takutlah Berbuat salah

1 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KESALAHAN UMUM DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN (Sumber: Samahita.co.id)


Lalu, bagaimana kita menyeimbangkan keberanian untuk bertindak dengan kesadaran untuk tidak melanggar nilai?

Takutlah Berbuat Salah: Menjaga Kesadaran Moral

Berbuat salah bukanlah sekadar membuat kesalahan kecil karena ketidaktahuan atau kurangnya pengalaman. Berbuat salah adalah tindakan yang disengaja untuk melanggar nilai-nilai moral dan norma hukum, biasanya dengan tujuan mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama. Dalam konteks pemerintahan, tindakan seperti ini sering kali memiliki dampak yang sangat besar, karena menyangkut kepercayaan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus korupsi Rp271 triliun yang melibatkan Harvey Moeis dan tokoh-tokoh lainnya adalah contoh nyata betapa fatalnya dampak dari "berbuat salah." Tindakan ini tidak hanya merugikan negara secara materi, tetapi juga merusak kepercayaan rakyat terhadap sistem pemerintahan. Ketika pejabat publik yang seharusnya menjadi penjaga amanah justru menyalahgunakan wewenang, efeknya terasa hingga ke akar masyarakat yang semakin skeptis terhadap integritas para pemimpin mereka.

Tindakan seperti ini menunjukkan bahwa "berbuat salah" sering kali tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui serangkaian keputusan kecil yang mengabaikan nilai-nilai moral. Ketika seseorang tidak takut berbuat salah, ia membuka pintu bagi kehancuran pribadi dan masyarakat.

Berbuat salah bisa dihindari jika seseorang memiliki kesadaran moral yang kuat. Kesadaran ini berfungsi sebagai kompas yang membimbing tindakan kita, terutama dalam situasi penuh godaan atau tekanan. Seorang pemimpin yang takut berbuat salah akan selalu mempertimbangkan dampak dari setiap keputusannya, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk masyarakat yang ia pimpin.

Mahatma Gandhi pernah berkata:

"Hati nurani adalah kompas manusia. Selama itu kita ikuti, kita tidak akan tersesat."

Pesan ini relevan dalam konteks pemerintahan. Pejabat yang memiliki hati nurani yang bersih tidak akan tergoda untuk mengambil keputusan yang melanggar nilai-nilai keadilan, meskipun tekanan politik atau ekonomi sangat besar.

Ironisnya, banyak orang yang justru takut mencoba hal baru (takut salah), tetapi tidak takut melanggar moral (berbuat salah). Ketidakseimbangan ini sering kali menjadi akar permasalahan di berbagai sektor, termasuk pemerintahan. Seorang pemimpin yang ideal adalah mereka yang berani mengambil risiko demi inovasi, tetapi tetap memiliki rasa takut yang sehat terhadap pelanggaran nilai dan hukum.

Dalam pemerintahan, kesadaran moral sangat diperlukan untuk menangani kasus-kasus sensitif, seperti penggunaan dana publik, reformasi birokrasi, atau proyek-proyek strategis. Salah satu pelajaran dari kasus korupsi besar adalah pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap keputusan. Ketakutan untuk berbuat salah harus menjadi prinsip dasar, bukan sekadar formalitas.

Lalu, bagaimana cara menjaga keseimbangan ini? 

Keberanian dan Kesadaran: Membangun Keseimbangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun