Mohon tunggu...
khusnul mubarok
khusnul mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajar sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Batu Bata Sekolah

27 Desember 2024   14:01 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun pemasangan batu bata( Sumber: https://id.pngtree.com)

Metafora "batu bata sekolah" dapat diinterpretasikan sebagai simbolisasi dari elemen-elemen dasar yang membangun pendidikan, yang harus kokoh dan terstruktur untuk menghasilkan hasil yang maksimal. Dalam membahas konsep ini secara komprehensif, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek pendidikan yang dapat diibaratkan sebagai batu bata yang saling menguatkan, serta bagaimana setiap bagian dari pendidikan berperan dalam membangun "bangunan" pendidikan yang lebih besar. Saya juga akan menyertakan gagasan segar yang tidak hanya sekadar mengulang informasi yang sudah ada, tetapi menawarkan pandangan baru tentang bagaimana pendidikan bisa dirancang untuk membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan.

1. Pendidikan Sebagai Fondasi yang Kokoh

Batu bata dikenal sebagai elemen konstruksi yang tak tergantikan dalam pembangunan bangunan yang tahan lama. Sebagai metafora, batu bata dalam pendidikan menggambarkan elemen-elemen dasar yang perlu ada di setiap jenjang pendidikan. Di setiap tahap perkembangan siswa, fondasi yang kuat menjadi sangat penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan yang lebih kompleks.

a. Pembentukan Karakter sebagai Batu Bata Pertama

Pendidikan bukan hanya soal penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai dasar pada siswa. Seperti batu bata pertama dalam pembangunan, nilai-nilai seperti kedisiplinan, tanggung jawab, rasa hormat, dan kejujuran adalah fondasi pertama yang harus ditanamkan sejak dini.

Bukti empiris menunjukkan bahwa siswa yang memiliki karakter yang kuat dan nilai-nilai moral yang kokoh cenderung lebih sukses dalam menghadapi tantangan di luar lingkungan sekolah. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Lickona (2004) dalam bukunya Character Education: A New Way to Teach Values menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka.

b. Keterampilan Dasar: Pembaca dan Penulis sebagai Batu Bata Kedua

Keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung merupakan batu bata kedua yang penting dalam pembentukan fondasi pendidikan. Tanpa kemampuan dasar ini, siswa akan kesulitan dalam menyerap ilmu yang lebih kompleks di tingkat pendidikan lanjut.

Penelitian oleh Hattie (2009) dalam Visible Learning menyatakan bahwa keterampilan dasar, seperti kemampuan literasi dan numerasi, memiliki dampak terbesar terhadap pencapaian akademik siswa. Oleh karena itu, penting bagi setiap sekolah untuk memastikan bahwa siswa menguasai keterampilan dasar ini sebelum melanjutkan ke tahapan pembelajaran yang lebih maju.

2. Proses Bertahap dalam Membangun Pengetahuan

Setiap batu bata yang ditambahkan dalam pembangunan bangunan menciptakan struktur yang lebih besar dan lebih kuat. Demikian juga, pendidikan harus dilakukan secara bertahap, dengan setiap lapisan pengetahuan membangun dan memperkuat yang sebelumnya.

a. Pendidikan yang Bertahap dan Sistematis

Seperti halnya pembangunan rumah yang dimulai dari fondasi yang kuat, pendidikan juga harus dimulai dengan pembelajaran dasar yang kemudian membangun pengetahuan lebih lanjut secara sistematis. Pendekatan ini mengarah pada konsep scaffolding dalam pendidikan yang pertama kali diperkenalkan oleh Vygotsky (1978). Menurut teori ini, siswa harus diberikan bantuan atau dukungan yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, yang kemudian dikurangi secara bertahap seiring dengan meningkatnya kemampuan mereka.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran bahasa, siswa yang baru memulai harus diajarkan kosakata dasar dan tata bahasa sederhana. Seiring dengan waktu, mereka akan belajar kalimat yang lebih kompleks dan berlatih percakapan yang lebih maju. Pendidikan bertahap ini memastikan bahwa setiap elemen pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan berfungsi untuk memperkuat pemahaman siswa secara keseluruhan.

b. Keterkaitan Antara Subjek

Selain itu, setiap mata pelajaran dalam pendidikan tidak dapat dipandang terpisah. Seperti batu bata yang membentuk satu kesatuan dinding, setiap subjek yang diajarkan harus saling terkait. Misalnya, keterampilan menulis dalam bahasa Arab dapat saling mendukung dengan pemahaman tata bahasa (nahwu) dan keterampilan berbicara (maharah istima'). Begitu juga dengan pembelajaran ilmu sains dan matematika yang harus saling memperkuat untuk memahami fenomena alam.

3. Menghadapi Tantangan Pendidikan Masa Depan

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam konsep batu bata sebagai metafora pendidikan adalah pentingnya fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan zaman. Dalam dunia yang terus berubah ini, fondasi pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, tuntutan industri, dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

a. Inovasi dalam Pendidikan Digital

Gagasan segar yang bisa ditawarkan adalah pentingnya memasukkan teknologi digital sebagai batu bata tambahan dalam pembangunan pendidikan. Dalam era digital ini, teknologi harus menjadi bagian dari fondasi pendidikan yang membangun keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital.

Penelitian oleh Saavedra & Opfer (2012) dalam Teaching and Learning 21st Century Skills menekankan bahwa integrasi teknologi dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan keterampilan digital siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara analitis dan memecahkan masalah secara kreatif.

b. Pendidikan yang Responsif terhadap Kebutuhan Sosial dan Ekonomi

Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan adalah memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tidak hanya berfokus pada hasil akademik semata, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, batu bata pendidikan harus mencakup keterampilan hidup (life skills) yang relevan dengan dunia nyata, seperti keterampilan keuangan, kewirausahaan, dan kesadaran sosial. Hal ini akan memastikan bahwa siswa siap tidak hanya secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Kesimpulan

Batu bata dalam pendidikan bukan hanya tentang pembangunan fisik sekolah, tetapi lebih tentang pembangunan struktur pendidikan yang solid dan menyeluruh. Setiap elemen dalam pendidikan---nilai dasar, keterampilan dasar, pembelajaran bertahap, dan inovasi teknologi---merupakan batu bata yang saling menguatkan. Mengintegrasikan aspek-aspek ini dengan bijak akan membangun fondasi yang kokoh bagi pendidikan masa depan yang lebih adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman.

By: Aba halim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun