Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ki Hadjar Dewantara, Manusia Langka yang Sulit Dicari Gantinya - Tugas 1.1.j. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

27 Juni 2024   13:17 Diperbarui: 27 Juni 2024   15:44 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, sebagai seorang guru, kita bukanlah manusia super hebat yang tahu segalanya, lantas mencekoki murid dengan segala pengetahuan tanpa mempertimbangkan kodrat mereka. 

Kodrat alam dan kodrat zaman pun harus disesuaikan pula dengan pola pendidikan yang kita terapkan pada siswa. Pendidikan bukanlah proses indoktrinasi yang dilakukan secara otoriter, arogan dan sekehendak hati sang guru. 

Dengan menelaah pemikiran KHD, saya merasa harus lebih bijak dalam mengayomi siswa. Memahami bahwa mereka adalah manusia yang harus dihormati, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Dengan trilogi pendidikan yang dicetuskan KHD pun, saya harus berupaya kuat untuk menjadi teladan bagi murid (ing ngarso sung tulodo), di tengah menebar semangat (ing madya mangun karso), dan di belakang memberi motivasi (tut wuri handayani).

Konsep ing ngarso sung tulodo akan saya terapkan dengan berupaya meningkatkan kualitas diri, misalnya meningkatkan kedisiplinan, ketekunan mencari ilmu pengetahuan dan wawasan, menunjukkan perilaku baik, serta lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. 

Saya harus lebih mawas diri, bahwa dari masa ke masa, bahwa adagium guru adalah sosok yang digugu dan ditiru tidaklah berubah. Dengan memulai dari diri ini, saya berharap saya akan lebih berkontribusi dalam membentuk siswa yang berbudi pekerti. 

Semboyan ing madya mangun karso pun akan saya terapkan dalam pembelajaran. Saya akan lebih intensif menerapkan metode pembelajaran yang akan memancing kreativitas murid, menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan ruang kebebasan berbicara, berpendapat serta riang gembira dan memfasilitasi ruang diskusi bagi mereka. 

Dalam konsep tut wuri handayani, saya akan mendorong murid agar lebih termotivasi untuk berprestasi, memotivasi mereka untuk ikut serta dalam berbagai lomba yang berkaitan dengan Bahasa Inggris, dan menyemangati mereka agar sering berlatih dalam berkomunikasi Bahasa Inggris. 

Akhir kata, saya sangat bangga memiliki pendahulu yang hebat seperti Ki Hadjar Dewantara. Sosok KHD adalah manusia yang sulit dicari gantinya. Jika Kepolisian Republik Indonesia memiliki sosok Pak Hoegeng, maka dunia pendidikan kita memiliki sosok KHD. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun