Artinya, sebagai seorang guru, kita bukanlah manusia super hebat yang tahu segalanya, lantas mencekoki murid dengan segala pengetahuan tanpa mempertimbangkan kodrat mereka.Â
Kodrat alam dan kodrat zaman pun harus disesuaikan pula dengan pola pendidikan yang kita terapkan pada siswa. Pendidikan bukanlah proses indoktrinasi yang dilakukan secara otoriter, arogan dan sekehendak hati sang guru.Â
Dengan menelaah pemikiran KHD, saya merasa harus lebih bijak dalam mengayomi siswa. Memahami bahwa mereka adalah manusia yang harus dihormati, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.Â
Dengan trilogi pendidikan yang dicetuskan KHD pun, saya harus berupaya kuat untuk menjadi teladan bagi murid (ing ngarso sung tulodo), di tengah menebar semangat (ing madya mangun karso), dan di belakang memberi motivasi (tut wuri handayani).
Konsep ing ngarso sung tulodo akan saya terapkan dengan berupaya meningkatkan kualitas diri, misalnya meningkatkan kedisiplinan, ketekunan mencari ilmu pengetahuan dan wawasan, menunjukkan perilaku baik, serta lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.Â
Saya harus lebih mawas diri, bahwa dari masa ke masa, bahwa adagium guru adalah sosok yang digugu dan ditiru tidaklah berubah. Dengan memulai dari diri ini, saya berharap saya akan lebih berkontribusi dalam membentuk siswa yang berbudi pekerti.Â
Semboyan ing madya mangun karso pun akan saya terapkan dalam pembelajaran. Saya akan lebih intensif menerapkan metode pembelajaran yang akan memancing kreativitas murid, menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan ruang kebebasan berbicara, berpendapat serta riang gembira dan memfasilitasi ruang diskusi bagi mereka.Â
Dalam konsep tut wuri handayani, saya akan mendorong murid agar lebih termotivasi untuk berprestasi, memotivasi mereka untuk ikut serta dalam berbagai lomba yang berkaitan dengan Bahasa Inggris, dan menyemangati mereka agar sering berlatih dalam berkomunikasi Bahasa Inggris.Â
Akhir kata, saya sangat bangga memiliki pendahulu yang hebat seperti Ki Hadjar Dewantara. Sosok KHD adalah manusia yang sulit dicari gantinya. Jika Kepolisian Republik Indonesia memiliki sosok Pak Hoegeng, maka dunia pendidikan kita memiliki sosok KHD.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H