Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jejak Langkah Sang Guru: Perceraian Mengandung Hikmah

18 Maret 2024   01:46 Diperbarui: 18 Maret 2024   03:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Braaaak! Golok si buncit terpental. Tangannya terasa sakit. Dia meringis. Hanya dalam hitungan detik, sikut Juhana mendarat di wajahnya. Si buncit tersungkur. Pingsan seketika. 

Si jangkung gondrong menatap Juhana penuh amarah. Kali ini dia menebaskan goloknya secara membabi buta. Si kumis pun kini mencabut goloknya dan kembali menyerang Juhana. 

Nasib naas menimpa si jangkung. Saat dia menerjang Juhana dari sebelah kanan, Juhana menundukkan badannya sambil melesatkan tendangan ke arah kaki si tinggi gondrong itu. 

Bruuk! Pria tinggi gondrong itu terjengkang di tanah. Dia tidak menduga, Juhana akan secepat kilat menjatuhkannya. Tidak hanya itu, sebuah totokan di pahanya membuat dia tidak bisa bangun. 

"Bagaimana, kisanak? Masih mau melanjutkan permainan?" tanya Juhana pada kepala begal, si kumis berwajah sangar itu. 

Si Kumis tertegun. Dia menyadari bahwa pria yang dicegatnya kini bukan orang sembarangan. Dengan menangkupkan kedua tangannya tanda meminta maaf, si Kumis berucap. 

"Mohon maaf, juragan Guru. Kami sudah berlaku kurang ajar kepada juragan Guru. Sebetulnya, siapakah gerangan juragan guru ini?" tanya si Kumis. 

"Saya hanya seorang guru SR yang ingin memajukan tanah kelahiran saya, kisana. Mohon kisanak tidak mengganggu perjalanan saya," jawab Juhana. 

Sejak saat itu, nama Juhana terkenal di kalangan jawara yang ada di Banjarwangi dan Cihurip. Namun dia tidak pernah bersikap sombong. 

Memang, sejak kecil, Juhana belajar ilmu beladiri serta tirakat untuk memperdalam ilmu kanuragan. Hal itu dia lakukan, karena zaman Indonesia belum merdeka, begitu banyak ancaman yang mengintai keselamatan masyarakat. Tidak hanya dari kalangan penjajah, namun juga dari kalangan pribumi yang menjadi penjahat. 

Bertahun-tahun Juhana bolak balik Banjarwangi-Cihurip, hingga karena situasi dan kondisi, kehidupan rumahtangga Juhana dengan istrinya Ratmini, harus berakhir. Situasi darurat perang, serta perjuangan Juhana untuk mendirikan sekolah yang seringkali hancur diserang gerombolan, membuat Juhana dan Ratmini memutuskan untuk bercerai secara baik-baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun