Untuk mengatasinya, ajaklah pasangan kita dan juga pasangan teman kita untuk  menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada salahnya kita membawa anak-anak kita, untuk diperkenalkan kepada teman-teman serta anak istri mereka.Â
Dengan begini, keberkahan yang dibangun dari silaturahmi pun akan semakin banyak. Kita akan lebih memperluas jaringan pertemanan kita, tidak hanya sebatas pada teman kita, namun juga pada pasangan serta anak-anak mereka.Â
3. Jangan Sampai Ketinggalan Sholat MagribÂ
Saya pernah menyaksikan, di sebuah rumah makan, digelar acara buka bersama. Setelah makan, rombongan bukber tersebut tidak beranjak dari tempat duduk mereka, padahal waktu sholat magrib sudah habis.Â
Saat itu saya dan istri sedang makan di rumah makan itu, dan sholat magrib di mushola yang ada. Setelah selesai sholat magrib, saya lihat mereka masih asyik ngobrol dan tertawa cekikikan. Hal itu berlangsung hingga adzhan Isya pun berkumandang.Â
Jika kita merujuk pada sebuah hadits, yang mengatakan bahwa amalan pertama yang dihisab di hari akhir adalah sholat. Ketika sholatnya nol, sehebat apapun amal yang kita kerjakan, tidak akan berarti apa-apa.
Sayang sekali bukan? Capek-capek berpuasa, kemudian niat silaturahmi bukber bareng teman lama, tapi sampai meninggalkan sholat. Lucu sekali jika yang sunah dikerjakan, tapi yang wajib ditinggalkan. Bagaikan orang yang bergaya perlente memakai jas dan dasi, tapi tidak memakai celana sama sekali, he-he.Â
Dalam program bukber, tidak hanya konsep siapa yang  membayar bill, tapi harus ditentukan dulu siapa pemimpin yang bertanggungjawab mengatur pelaksanaan ibadah sholat.Â
Bila perlu, di acara bukber pun bisa diagendakan ceramah keagamaan singkat serta sholat tarawih bersama.Â
4. Bukber adalah Peluang Bersedekah
Buka bersama adalah peluang bersedekah bagi kita untuk mentraktir teman lama kita. Upayakan berlomba-lomba dalam kebaikan, mentraktir teman yang sedang berpuasa pun pahalanya sangat besar.Â