Di ruangan drama dan teater, tersedia bioskop seperti halnya bioskop berkelas. Bahkan di cafetaria pun, aku merasa berada di sebuah kafe berkelas internasional.Â
Ruangan-ruangan lain yang jika saya gambarkan semuanya, takkan selesai cerita ini meski harus sampai bersambung ke bagian 12. Semua serba totalitas. Saat kutanya sang deputy principal (wakil kepala sekolah), Gerard, dari mana seluruh sumber dana untuk memfasilitasi sekolah ini, dia menjawab, semua bersumber dari pemerintah. Siswa tidak diminta 1 sen pun untuk seluruh kegiatan pembelajaran.Â
Untuk praktik apapun, semua bahan disediakan oleh pihak sekolah dan proses pengerjaan praktik dilakukan di ruangan dengan bimbingan instruktur. Setiap guru memiliki pendamping bagian teknis untuk membantu proses pembelajaran praktik.Â
Selain masuk mengajar Bahasa Indonesia serta pengenalan budaya Indonesia, saya dan Krisma Yuanti pun mengobservasi  pembelajaran teori yang dilakukan guru di kelas. Matematika (Ross dan Adrian), Biologi (Sarah) Sosiologi (Andrew), Bahasa Inggris (Sam).Â
Suasana pembelajaran mereka begitu menyenangkan, akrab, tidak ada guru yang marah ketika menegur siswa, dan kulihat tidak ada satupun guru yang memberikan PR.Â
Mata pelajaran wajib di sekolah ini hanya 6. Sisanya adalah pilihan yang benar-benar sesuai minat siswa. Bukan pilihan yang diwajibkan. Terlalu banyak pelajaran akan membuat siswa menjadi bermutu (bermula tua) he-he.Â
Rabu pagi, 9 Agustus 2023
Kirk Zwangobani, kepala sekolah sementara USSC Lake Ginninderra (kepala sekolah definitif, Melissa Planton sedang berada di Amerika), memberikan rincian jadwal kami. Jadwal yang padat.Â
Diundang ke kantor kedutaan besar RI untuk Australia, Â menghadiri Carriers Expo, sebuah acara tahunan yang digelar seluruh universitas di Australia, hingga makan malam di rumah makan Afghanistan.Â
Di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Australia, kami diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Dr. Mukhamad Najib beserta stafnya pak Gedhe, asli Bali. Pak Najib berpesan, agar kami benar-benar memanfaatkan momentum ini untuk pengembangan diri supaya kami mampu menjadi agen perubahan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.Â