Mohon tunggu...
Abah Amin
Abah Amin Mohon Tunggu... Pengelola Media Online, Penulis, Pengurus Komunitas Berbasis Pemberdayaan Masyarakat -

Hobi menulis, blogger (seputar wisata Bandung, wisata Jabar, dan blog pendidikan), aktivis komunitas pemberdayaan masyarakat di Bandung, dan pengelola akun media sosial promosi wisata Bandung. Menjadikan kegiatan menulis sebagai media katarsis. Berpikir, berkarya, dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Orok

10 November 2010   15:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mbak Ratna....”  Suara itu. Dan sebenarnya ku benci. Kata mbak, bukan ibu!  Hanya karena aku belum punya anak?

“Iya. Ada apa Bu Dias?”

Aku kira mereka akan lari pagi. Berduyun mereka menuju penampungan sampah di kompleks kami.

“Ayo, Mbak...ada yang buang orok di tempat sampah!” Bu Ochi mengajakku sambil membukakan pintu pagar.

“Iya, tega amat sih! Orang sini kali ya yang buang orok?” Teh Uyu ikut gelagapapan.

“Iyyyyyy. Manusia zaman sekarang memang biadab!” Teriak Pak Engkos sambil menggendong anaknya.

Tubuhku gemetar saat sampai di tempat pembuangan sampah kompleks ini. Kardus usang bekas mie menjadi boks bayi malang itu. Balutan kain itu sudah cukup membuat bayi merah itu terhenti menghirup udara yang baru ia rasakan. Tiba-tiba keributan itu semakin bertambah saat orang-orang sekompleks berdatangan.

Aku lemas.

Tuhan di mana rasa keadilan ini? Aku bersumpah, jika bayi itu ditemukan masih dalam keadaan hidup, aku akan merawatnya sepenuh hati. Tapi? Mungkin napasnya hanya beberapa saat. Kulitnya masih segar. Wajah bayi tanpa dosa itu membuat pandanganku... gulita.

Bandung, Medio Agustus 2008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun