Selamat sudah selesai S2 nya!
Terimakasih bang!
Besok kamu mulai ngantor ya, bantu Dekan, jadi sekretaris
Iya bang
Saya belum mengajar bang?
Belum, Kaprodi jurusan kamu belum welcome
Tapiii jurusan lain, setelah s2 selesai langsung diminta mengajar?
Yaa, itulah.. Kamu sabar dulu, kerjakan yang bisa dikerjakan disini. Kamu itu alumni, jangan apa apa diukur dengan materi.
Iya bang, siap, kalau ekonomi membaik, baru saya berani melamar anak gadis hehehe... Sekarang berjuang dahulu.
(Pertama kali kerja jadi sekretaris Dekan, tidak resmi, tidak ada gaji, dapat uang jika ada transport rapat, makan siang dari rapat. Setahun kemudian baru dapat SK 80%. Dua tahun kemudian mendapat SK Dosen Tetap Yayasan 100%. Pengalaman ini tidak sama, ada juga sejawat yang lebih cepat dan lebih lambat. Tergantung berbagai hal yang bervariasi dan tidak bisa digeneralisir.)
Mencari beasiswa S3 cukup tricky. Tapi dosen swasta pada dasarnya memiliki peluang yang sama dengan yang di PTN. Beasiswa juga bervariasi, ada yang cukup, kurang, atau berlebih. Maka ada opsi untuk bekerja part time, jika kuliah di luar negeri. Beberapa negara memperbolehkan  yang lain tidak.
Kalau sudah S3, bisa mendambakan jadi Profesor.
Ada yang mentok di S2, karena faktor keluarga, usia, prioritas, sakit, dan lain-lain. Mereka tidak memiliki prospek profesoriat, cukup andalkan tridarma perguruan tinggi untuk bertahan. Mengajar satu keahlian. Bisa mengambil di tempat lain, bisa jadi di persekolahan, atau kursus, atau apapun.Â
Gosip Profesor abal-abal memang tidak mengenakan, tapi memang ada. Dengan modal kapital, bisa menembus reviewer tuna moral untuk diloloskan, walaupun jika dicermati, syaratnya belum mencukupi. Tempo sudah menyelidiki nya. Dosen swasta tidak sanggup sediakan dana, sebagian ada juga. Membeli profesorship, sementara perilaku dan akademik belum mencerminkan.Â
Rektor Unair meminta dengan teknologi, sangat betul. Transparansi akan muncul dan terbaca umum. Profesor A ahli apa, sudah menulis di jurnal B Scopus atau apa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H