Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Jalan Raya PKP dan Kedai Kopi Baru

4 Maret 2023   14:15 Diperbarui: 4 Maret 2023   14:23 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Depan Kampus PKP (Sumber: https://pkpdkijakarta.ac.id/)

Jalan Raya PKP adalah sebuah jalan di Jakarta Timur. Sebuah jalan yang dinamakan dari nama sebuah komplek sekolah bernama Pondok Karya Pembangunan. Rumah penulis berada di seputar jalanan tersebut. Sejak tahun 2014. Sehingga jalanan ini menjadi begitu memberi kesan karena menjalani jalanan ini sejak itu. 

Memburu Angkot 09 dari terminal bayangan di perempatan Pasar Rebo, jika tidak dapat, maka naik angkot mana saja yang lewat Perempatan Kiwi, lalu naik Angkot 09, kalau kemalaman, naik ojek pangkalan, dengan harga yang menggunakan tarif "batas atas". Menyusuri jalan ini akan menemukan sisi lain Jakarta. Sebuah oase pinggiran ibukota yang membelok dari kebisingan dan kecepataan kendaraan pelaju di Jalan Raya Bogor yang terus memenerus berlari.

Jika berbelok dari Jalan PKP, maka akan ditemui kepadatan penduduk kota Jakarta dengan berbagai permasalahannya. Kontur jalanan yang naik turun mewarnai populasi penduduk yang berdomisili di bagian atas dan bawah. Sungai yang mengalir memotong jalan ini adalah Sungai Cipinang Timur. Keberadaan sungai dan alirannya yang deras membawa legenda cerita rakyat tentang Jalan Pengantin Ali. Menurut cerita penduduk sekitar, pada jaman dahulu, ada pengantin yang jatuh ke sungai itu, dan meninggal, saat aliran air deras. Calon suaminya bernama Ali, maka dari situ muncul nama Jalan Pengantin Ali, di Ciracas.

Di bagian depan setelah perempatan, sebelah kanan, ada gereja yang menjadi penanda jalan ini, lebih dikenal dengan Gereja Kiwi, sehingga terkenal sebagai Gang Kiwi. Gereja ini adalah Gereja Advent Jemaat Kiwi. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah denominasi Kristen Protestan. 

Di seberangnya terdapat beberapa pabrik atau industri yaitu susu olahan, air minum dalam kemasan, maupun perusahaan sparepart kendaraan bermotor bermotor dari Jepang. Turun ke bawah, terdapat gereja lainnya yaitu Gereja Huria Batak Kristen Protestan. Sebuah gereja khusus sepertinya untuk penganut kristiani dari suku Batak. Saat melewati pabrik susu, kalau bersepeda motor, akan mencium bau-bau seperti susu basi, mungkin berasal dari pengolahan limbah susu di dalam pabrik susu

PKP adalah Pondok Karya Pembangunan.  Mengingatkan kepada Golongan Karya dan Partai Persatuan Pembangunan. Dua kekuatan politik pada jaman Orde Baru. Perguruan ini memiliki sekolah dari tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yayasannya memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Saya kira setiap gubernur Jakarta pernah berkunjung ke kampus ini, karena sebagai penyandang dana yayasan. 

Yayasan dibangun pada masa Orde Baru, lebih khusus nya atas inisiatif Gubernur Ali Sadikin. Untuk jenjang PAUD, menjadi pilihan yang cukup bergengsi karena kualitasnya yang cukup baik. Demikian pula jenjang SMA, dengan biaya sekolah yang di atas rata-rata. Perguruan tinggi yang ada di bawah yayasan ini adalah Sekolah Institut Kesehatan dan Teknologi PKP DKI Jakarta (ITKJ) yang memiliki empat program studi yaitu Teknologi Pangan, Teknik Lingkungan, Manajemen Informasi Kesehatan, Kesehatan & Keselamatan Kerja, dan Keperawatan, juga Profesi Ners. Bisa dilihat lebih lengkap disini: https://iktj.ac.id/

Masjid Kampus PKP bernama Masjid Baitus Shidqi, mengenang Gubernur Ali Sadikin. Kalau ikut menjadi jamaah Sholat Jumat dimasjid ini, Marebot atau Petugas Masjid selalu mention doa untuk Bapak Ali Sadikin dan Ibu. Masjid ini juga difungsikan untuk resepsi pernikahan atau lainnya. Selain Gedung Serba Guna Kampus PKP, Masjid Baitusshidqi dapat disewa untuk acara kenduri keluarga di Jakarta ini. Salah satu pengurus yayasannya adalah mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia.

Sebelum era disrupsi, perempatan ini dikuasai oleh Opang, ojek pangkalan dan angkutan transportasi umum warna merah dengan nomor 9, Angkot 09. Ojek pangkalan berkuasa saat malam tiba, jam 9 malam ke atas. Angkutan Perkotaan berkuasa pada jam pagi sampai malam. Tarif ojek pangkalan saat malam, lebih mahal daripada siang hari. Karena daya tawar calon penumpang yang rendah. Angkot reguler 09 saat ini juga mendapat saingan baru, Jaklingko yang berelasi dengan Pemda DKI, gratis bayar asal tap kartu Jaklingko_nya setiap berkendara disini.

Jalan PKP juga memiliki satu destinasi kuliner Tk Arum. Disini bisa membeli berbagai makanan dan minuman (makanan ringan) dari berbagai daerah. Toko ini menyediakan berbagai makanan ringan skala grosir dan eceran dengan harga yang terjangkau. Jadi kalau anda berminat untuk mengadakan arisan atau menjadi pengecer makanan ringan tradisional, beberapa malah dari luar negeri, wajib mengunjungi Toko Harum. Atau bisa juga sebagai pemasok makanan ke toko ini. Ini adalah toko tradisional yang benar-benar tradisional, tidak akan ditemukan situs internetnya di pasar daring.

Waralaba eceran di jalan ini cukup padat. Sepanjang jalan ada tiga toko modern kecil dan satu toko modern level menengah. Untuk pengisian bahan bakar, pelaju kendaraan bermotor, terdapat SPBU Pertamina dan baru-baru ini sebuah SPBU Mini (Pertashop). Sebelumnya ada juga sebuah waralaba toko eceran modern skala kecil lainnya, dengan merk berbeda, tetapi entah mengapa mereka menutup gerainya.

Kantor pemerintah yang cukup penting juga ada di jalan ini. Pengadilan Agama Jakarta Timur. Bagi warga Jakarta Timur yang ingin mengurus urusan pernikahan dengan berbagai turunannya, harus melalui pengadilan agama disini. Di sekitar pengadilan ada beberapa kantor pengacara yang siap menawarkan jasanya, serta tukang fotokopi dan bisnis kecil lainnya.

Untuk pecinta olah raga, di jalanan ini ada dua tempat yang tidak bisa dilupakan. Pertama adalah Taufik Hidayat Arena. Sebuah Gedung olah raga milik legenda bulutangkis Indonesia, selalu siap untuk para olahragawan yang ingin menyalurkan hobinya, menguras keringat. Di dekat Kampus PKP juga ada Gedung Olah Raga, milik pemerintah. GOR Ciracas, disini juga bisa disewakan untuk olahraga bulutangkis dan lainnya.

Untuk pecinta kopi, di sepanjang jalan yang cukup pendek ini, sekarang memiliki warung kopi tradisional maupun gerai kopi kekinian antara lain: Halaman Pertama, Kopi Alegori, Meneer's Koffie, dan Kopigram. Sekarang kalau malam minggu, sepanjang jalan ini akan ditemui beberapa kesibukan para juru parkir yang mengatur keluar masuk kendaraan ke kedai kopi. Kedai Halaman Pertama dulunya adalah sebuah rumah tua tidak terurus, kini menjelma menjadi destinasi para pecinta kopi yang cukup popular. 

Terbukti jumlah pengunjung yang cukup ramai, terutama di akhir pekan. Dari beberapa kedai kopi yang ada disini, yang pernah disinggahi penulis adalah Meneer's Koffie. Sebuah kedai kopi yang merupakan alih fungsi dari lapangan futsal dan tempat cuci kendaraan. Sampai sekarang tempat cuci kendaraan masih berfungsi. 

Makanan dan kopinya bisa direkomendasikan bagi peminat makan bersama keluarga. Juga tersedia sambungan internet/wifi. Bertambahnya kedai kopi di sepotong jalan ini, menurut saya patut diacungi jempol, karena membawa produk lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Pasca pandemi, akan membawa keseimbangan baru, dan budaya baru. Semoga kedai-kedai kopi lokal akan terus bertambah serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Keamanan di jalan ini kadang pasang surut. Suatu malam sekumpulan anak muda bermotor mengacung-acungkan senjata tajam sepanjang jalan ini. Sehingga suasana menjadi mencekam, setelahnya. Petugas satpam dekat rumah ditemani oleh petugas berseragam entah dari kelurahan atau kecamatan. Oleh karena itu, saya kira perlu dipasang CCTV sepanjang jalan ini. 

Agar peristiwa tawuran dan kekerasan jalanan lainnya tidak terjadi. Kalaupun terjadi, dapat ditangani dengan lebih terukur. Kadang juga terhembus kabar adanya korban hipnotis, atau perampokan pada jam-jam tertentu di sekitaran jalan ini. 

Memang bagi warga Jakarta, dan warga non Jakarta juga, untuk hidup di Jakarta ini diperlukan kehati-hatian pada berbagai kesempatan. Jangan mudah percaya, dan jangan terlalu merasa nyaman. Waspadalah... waspadalah. Menurut teori sosiologi perkotaan, daerah perbatasan antara kota dan luar kota adalah daerah yang rawan untuk terjadinya kriminalitas. Karena pelaku kriminal di kota akan mudah keluar melalui pinggiran kota. Demikian pula pelaku kriminal di luar kota, akan merangsek masuk ke kota melalui pinggiran kota. Organisasi kemasyarakatan yang bahu membahu menjaga keamanan di sekitar jalanan ini bernama

Penduduk yang tinggal sekitar jalanan ini, umumnya adalah di pemukiman biasa, walaupun  sudah muncul beberapa jenis perumahan terbatas, yang disebut sebagai kompleks, dengan dijaga oleh Satpam. Namun kompleks tersebut sudah menyatu dengan pemukiman biasa. 

Sehingga pada RT tertentu, memiliki petugas sampah dan petugas keamanan tersendiri. Mereka dibayar dengan iuran RT dan biasanya dipasang portal palang pintu jalanan per RT. Sudah jarang sekali orang yang mau untuk ronda malam disini. Walaupun ada beberapa bapak-bapak yang senang bersosialisasi dan mengadakan ronda malam. Sekedar mengisi malam minggu dengan main kartu dan minum kopi bersama di dekat portal jalanan. Kalau iseng memutari jalanan di pemukiman penduduk. Akan ditemui juga garasi mobil, maupun mobil parkir di jalan. Mobil itu jarang dipakai, karena tidak efektif dan efisien. Lebih sering bersepeda motor, karena lebih cepat dan murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun