Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pengeliling Pertama Dunia Asal Maluku

8 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 8 Januari 2023   20:34 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halaman depan buku yang gagah(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)
Halaman depan buku yang gagah(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Hasil bacaan sementara mendeskripsikan Maluku, Demak, Portugis, Palembang, dan Malaka. Tensi cerita sedang menuju klimaks, dan deskripsi tentang daerah-daerah tersebut serta berbagai aktor yang digambarkan cukup menarik. Sehingga pembaca dibawa kepada suasana di daerah-daerah tersebut yang sepertinya tidak jauh berbeda dengan suasana tradisional di memori kolektif anak bangsa.

Pertarungan manusia dengan harimau, serta sebelumnya beberapa macan. Pernah digambarkan dalam novel Dasamuka. Jika pada Dasamuka dikisahkan pertarungan manusia dengan harimau itu adalah hukuman. Pada cerita Enrique Maluku ini, pertarungan antara seorang Kyai dengan macan-macan serta terakhir dengan harimau, adalah pertunjukan dalam rangka peresmian Masjid Agung Demak. Kalau menggunakan logika manusia sekarang, sepertinya kyai pada novel ini adalah seorang jagoan. Bisa mengalahkan beberapa macan dalam satu pertarungan. Kemudian Ketika melawan harimau, ia dibantu oleh para prajurit bertombak. Karena ia sudah Lelah, dan ada kemungkinan kalah.

Novel ini menggambarkan dunia yang sedang berubah. Bagaimana rempah-rempah menjadi barang dagangan yang diburu oleh berbagai bangsa sejak jaman dahulu kala. Perburuan rempah-rempah yang berasal dari Maluku telah membawa berbagai dampak bagi kemanusiaan global. Buku ini memang harus dibaca oleh generasi muda jaman sekarang. Agar mereka paham bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pelaut yang cerdas. Dan sejak dulu kala seudah bergaul dengan berbagai bangsa. Bangsa yang berdaulat, sampai akhirnya mereka memaksakan kekuatannya bagi bangsa-bangsa di nusantara. Hal itu juga didukung oleh adanya para penguasa elit, kerajaan, yang berpihak kepada penjajah. Sehingga rakyat jelata yang tidak berpendidikan dan tidak berdaya secara ekonomi menjadi tumbalnya.

Jika elit kerajaan mampu menjaga kedaulatannya, maka pengaruh kolonial akan dipersempit. Sehingga perasaan terjajah akan tidak begitu muncul pada bangsa tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun