Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pengeliling Pertama Dunia Asal Maluku

8 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 8 Januari 2023   20:34 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman depan buku yang gagah(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Menonton video Helmi Yahya berbincang dengan Andi Flores Noya membawa saya kepada satu, buku, buku yang menarik, sebuah novel sejarah. Judulnya Legenda Enrique Maluku Pengeliling Dunia Pertama. Asalnya adalah menengok rumah pensiunan di Jawa Tengah yang dikunjungi Gubernur sampai akhirnya menikmati wawancara dua tokoh inspiratif dan wartawan serta pembawa acara handal Indonesia. Walaupun keduanya sudah mulai memasuki masa pension, tetapi tetap memberikan inspirasi dengan berbagai bincang-bincang serta aktifitas yang disajikan di media sosial dan situs berbagi video yang bisa diakses secara gratis.

Sebelumnya penulis sudah membaca novel Dasamuka. Dari novel ini bisa membayangkan bagaimana Jawa pada masa pemerintahan Inggris berkuasa, sebelum pemberontakan Pangeran Diponegoro. Novel Dasamuka ditulis oleh seorang sastrawan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, berdasarkan riset yang mendalam, mengambil sudut pandang seorang Irlandia yang meneliti tentang bronjong atau branjang yaitu pertarungan manusia dengan binatang.

Novel sejarah ini ditulis menggambarkan masa yang lebih tua lagi. Sebelum kolonialisme menapakkan kaki di nusantara. Tentang seorang Maluku yang menjadi pengeliling dunia yang pertama kali. Patsaranga, atau Boy, atau Enrique Maluku. Kisah tentang Enrique Maluku sudah dibuat dalam sebuah film animasi yang dibuat dalam rangka perayaan 500 tahun ekspedisi Magellan. Ferdinan Magellan tidak benar-benar keliling dunia, karena ia tewas di Mangatang Cebu, Filipina, 692 mil laut dari Maluku.

Perjalanan hidup seorang pelaut pada jaman itu penuh petualangan dan harus siap dengan pertarungan-pertarungan dengan pedang maupun senapan. Pada beberapa bagia awal digambarkan begitu rinci bagaimana peristiwa penyergapan pelaut Portugis oleh prajurit di Malaka. Penggambaran yang cukup bagus, sehingga saya merasa agak ngeri juga membaca begitu banyak darah ditumpahkan atas nama dominasi rempah untuk dominasi perdagangan yang nantinya akan menjadi asal muasal kolonialisme Barat kepada negara-negara Non Barat.

Perjalanan pelaut mengikuti tanda-tanda alam, serta alat sederhana astrolobe. Selain itu juga ada peta sederhana pada jaman itu. Berbeda dengan jaman sekarang yang sudah berbantuan satelit. Bahkan dengan satelit nelayan modern dapat menentukan daerah mana yang ikannya banyak. Kapal Jung Kerajaan Demak yang cukup kuat berlayar menuju Maluku, mendorong saya sebagai pembaca untuk gugling di internet, bagaimana bentuk kapal tersebut, dan juga ada kajiannya di situs Quora. Bangga. Nenek moyangku seorang pelaut.

Selain itu novel ini juga bertaburan dengan berbagai bahasa yang digunakan oleh Enrique yang menggambarkan tentang seorang anak yang cerdas, yatim piatu, tetapi memiliki keinginan kuat untuk belajar berbagai hal. Disini ada Bahasa Maluku, Bahasa Jawa, Bahasa Melayu, Bahasa China, Bahasa Portugis, Bahasa Arab, Bahasa Spanyol, Bahasa Latin, maupun Bahasa Arab. Dia yang menguasai Bahasa, memegang kunci dunia. Qui Linguam Magistri, Tenet Ad Clavis Mundi. Demikian tertulis di halaman pertama buku ini.

Pada bincang-bincang Helmi Yahya, beliau menyatakan ingin mendistribusikan novel sejarah ini ke berbagai perpustakaan di berbagai wilayah Indonesia. Memotivasi untuk bangga sebagai bangsa Indonesia sebagai bangsa pelaut yang hebat. Buku yang hebat bisa mengubah dunia, demikian menurut Prof Wahyudi dari Universitas Negeri Malang. Diiyakan oleh Helvi Tiana Rosa. Banyak contoh yang disampaikan, semisal Totto Chan atau Laskar Pelangi. Upaya untuk memperbanyak buku yang menginpsirasi adalah sebuah perjuangan yang harus didukung oleh berbagai pihak. Berbagai pihak yang mengaku mencintai bangsa Indonesia dan peduli terhadap kemajuan bangsa Indonesia menuju Indonesia menjadi negara yang maju, merdeka dan berdaulat.

Buku memang tidak bisa tergantikan. Walaupun koran Republika edisi cetak sudah menghentikan percetakannya. Adanya perpustakaan dengan buku-buku yang bisa dibaca adalah satu hal yang berbeda dengan jika kita membaca dari media digital. Walaupun pada saat ini, digitalisasi buku juga bisa dilakukan ataupun dengan membuat animasi atau alih teknologi buku menjadi buku audio (audio book). Saat Obama mau mencalonkan diri, saya sampai bisa mendapatkan audio dari bukunya Obama, dibacakan sendiri oleh Barack Obama. Menceritakan tentang bapaknya.

Novel ini dibuat berdasarkan penelitian ke berbagai perpustakaan di luar negeri, antara lain di Vatikan. Oleh Reinhard Tawas. Karya bersama Reinhard Tawas, Utama Prastha, Donna Widjayanto, dan tentu saja Helmi Yahya sebagai pemegang hak cipta.

Penulis baru membaca sampai halaman 135. Dicicil pada beberapa hari disela-sela hari kerja, dan hari Minggu ini adalah waktu yang agak luang untuk membaca beberapa bab dari novel sejarah ini. Ada ilustrasi yang memperkuat gambaran tentang apa yang diceritakan.

Novel ini terdiri dari 28 bab, 584 halaman, ditambah dengan Prolog, Epilog, Historical Note, dan biodata para penulis. Penulis membeli di sebuah situs perdagangan elektronik, pada satu pedagang yang menjamin bahwa buku yang dijual adalah asli, bukan bajakan. Diterbitkan oleh sebuah penerbit dari Klaten, Penerbit Cempaka Putih. Gambar halaman depan menggambarkan seorang pemuda berkulit gelap, dengan ikat kepala merah, berbaju putih. Tampak gagah menggenggam gulungan kertas dengan ujung pedang atau keris mengemuka di bagian pinggang. Seseorang yang gagah seperti Pangeran Nuku dalam imaji saya.

Hasil bacaan sementara mendeskripsikan Maluku, Demak, Portugis, Palembang, dan Malaka. Tensi cerita sedang menuju klimaks, dan deskripsi tentang daerah-daerah tersebut serta berbagai aktor yang digambarkan cukup menarik. Sehingga pembaca dibawa kepada suasana di daerah-daerah tersebut yang sepertinya tidak jauh berbeda dengan suasana tradisional di memori kolektif anak bangsa.

Pertarungan manusia dengan harimau, serta sebelumnya beberapa macan. Pernah digambarkan dalam novel Dasamuka. Jika pada Dasamuka dikisahkan pertarungan manusia dengan harimau itu adalah hukuman. Pada cerita Enrique Maluku ini, pertarungan antara seorang Kyai dengan macan-macan serta terakhir dengan harimau, adalah pertunjukan dalam rangka peresmian Masjid Agung Demak. Kalau menggunakan logika manusia sekarang, sepertinya kyai pada novel ini adalah seorang jagoan. Bisa mengalahkan beberapa macan dalam satu pertarungan. Kemudian Ketika melawan harimau, ia dibantu oleh para prajurit bertombak. Karena ia sudah Lelah, dan ada kemungkinan kalah.

Novel ini menggambarkan dunia yang sedang berubah. Bagaimana rempah-rempah menjadi barang dagangan yang diburu oleh berbagai bangsa sejak jaman dahulu kala. Perburuan rempah-rempah yang berasal dari Maluku telah membawa berbagai dampak bagi kemanusiaan global. Buku ini memang harus dibaca oleh generasi muda jaman sekarang. Agar mereka paham bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pelaut yang cerdas. Dan sejak dulu kala seudah bergaul dengan berbagai bangsa. Bangsa yang berdaulat, sampai akhirnya mereka memaksakan kekuatannya bagi bangsa-bangsa di nusantara. Hal itu juga didukung oleh adanya para penguasa elit, kerajaan, yang berpihak kepada penjajah. Sehingga rakyat jelata yang tidak berpendidikan dan tidak berdaya secara ekonomi menjadi tumbalnya.

Jika elit kerajaan mampu menjaga kedaulatannya, maka pengaruh kolonial akan dipersempit. Sehingga perasaan terjajah akan tidak begitu muncul pada bangsa tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun