Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Farmhouse Cooking

11 November 2012   02:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian selebaran yang ditempel di tembok pengumuman asrama kami. Wah menarik sekali, pergi ke pedesaan dan memasak, di selebaran itu juga diberitahukan bahwa bisa juga memancing, bersepeda, dan bermain permainan tembak – tembakan ala ‘counter strike’. Setelah konfirmasi ke panitia, saya – pun memastikan untuk ikut. Panitianya adalah sebuah organisasi yang mengelola kegiatan bersama antara mahasiswa asing dan mahasiswa pribumi. Untuk mengikuti acara tersebut, peserta harus membayar 30 yuan dan bersiap –siap di depan Gedung No. 3 jam 8 pagi pada 10 November 2012.

Cuaca cukup bagus, tidak ada hujan, berkisar antara 3 – 15 derajat celcius. Kami berangkat dengan menumpang bis nomor 591. Usut punya usut ternyata lokasi kegiatan di dalam kampus Huazhong Agricultural University, tempat beberapa mahasiswa Indonesia asal Semarang berkuliah. Dari depan kampus kami menumpang mobil intern kampus dengan membayar 1 yuan.

1352600359431100916
1352600359431100916

Dari pemberhentian terakhir angkutan, kami berjalan sekitar satu kilometer lebih. Menuju lokasi yang dikelilingi oleh danau dan rawa – rawa serta kebun – kebun kampus Huanong (sebutan singkatan nama kampus tersebut). Lokasinya cukup terpencil dan sepi dari keramaian. Menyusuri jalanan yang kiri kanannya ditumbuhi pohon – pohon, dengan sebelah kiri danau. Melewati jalan setapak yang kiri kanannya kolam pemancingan dan rawa – rawa tempat menanam teratai, akhirnya kami tiba di lokasi.

13526003811511066630
13526003811511066630

1352600411783165148
1352600411783165148
1352600430225950038
1352600430225950038
Di lokasi ini terdapat beberapa gedung yang disewakan untuk acara memasak dan hiburan lainnya. Gedungnya cukup sederhana, bahkan bisa dikatakan sangat sederhana. Sebuah ruang terbuka dan dapur. Di ruang terbuka ada beberapa bangku dan kursi untuk beraktifitas main mahyong, main kartu serta fasilitas karaoke: televisi, CD, komputer, dan sound system. Dapurnya juga sederhana, tersedia pasokan air, gas dan setumpuk piring yang bisa dipakai. Di lokasi ini tidak ada pedagang makanan atau pasokan barang untuk memasak. Bagi yang ingin memasak harus membeli bahan mentah dari luar lokasi, seperti di depan kampus Huanong.

Semua gedung terisi penuh, umumnya mereka sibuk memasak, membakar jagung dan lainnya  makan minum, karaoke, dan kegiatan lainnya. Umumnya adalah kelompok anak muda, namun ada juga kelompok keluarga. Disini adalah lokasi untuk memasak, sedangkan lokasi untuk bermain tembak – tembakan dengan airsoft gun ada di sebelahnya. Wah bagus juga konsepnya, mungkin perlu ditiru di negara kita, ada lokasi untuk permainan, memasak, dan aktifitas kelompok lainnya, bukan hanya sekedar villa yang ‘serba disediakan’ seperti di daerah Puncak Bogor.

Kemampuan memasak mahasiswa asing dan pribumi cukup seimbang, laki – laki dan perempuan peserta kegiatan rata – rata bisa memasak. Namun kemampuan untuk membuat bara arang untuk bakar - bakaran cukup payah. Sudah menggunakan berlembar lembar kertas koran tak juga jadi bara. Mereka mengipas dengan pelan – pelan, makanya tidak jadi bara. Setelah berkolaborasi dengan bakaran tetangga, dengan meminta arang yang membara ditambah teknik mengipas yang lebih keras, akhirnya bara-pun jadi, dan digunakan untuk membakar bermacam makanan diatasnya.

Di gedung inilah mahasiswa asing dan pribumi berkenalan, bermain bersama, memasak bersama, dan bercanda bersama, melepaskan penat setelah belajar keras Senin sampai Jum’at. Bahasa yang tidak menghalangi interaksi, bahkan menjadi ciri khas interaksi. Beberapa mahasiswa asing terbata-bata berbicara Putonghua, sementara mahasiswa China terbata-bata berbicara bahasa Inggris.

Wuhan, 2012-11-11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun