Mohon tunggu...
Aat Suwanto
Aat Suwanto Mohon Tunggu... Administrasi - hirup mah ngan saukur heuheuy jeung deudeuh

Tukang main, sesekali belajar menjadi pemerhati dan peneliti serta penulis (dengan 'p' kecil) di bidang Pariwisata, selain juga menulis essai di bidang humaniora, serta menulis cerpen dan novel terutama dalam bahasa daerah Sunda.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cicatayan, Destinasi Wisata yang Tidak Diperhitungkan

21 Februari 2019   20:08 Diperbarui: 21 Februari 2019   20:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, masyarakat adalah daya dukung utama dari keberlangsungan industri wisata dimanapun adanya. Sejauh mana keterdukungan masyarakatnya, sejauh itu pula industri pariwisata di suatu destinasi akan memiliki kesempatan untuk terus melangsungkan hidupnya.

Adapun kunci untuk mendapatkan keterdukungan masyarakat tadi adalah ketika masyarakat telah merasakan adanya manfaat. Dan untuk mendapat manfaat, maka semestinya masyarakat dapat menjadi pelaku utama dari keberadaan industri pariwisata di daerahnya.

Bukan berarti pelaku industri pariwisata lain tidak mendapat lagi tempat disana. Bahkan sebaliknya, dengan metoda kerjasama usaha bersama masyarakat, investasi usaha wisata yang mereka lakukan dapat terus dibangun tanpa adanya kekhawatiran akan timbulnya resiko sosial, terutama resiko penolakan dari masyarakat.

Tentu saja memahami kesiapan masyarakat di Cicantayan untuk menjadi pelaku wisata, tidak sebagai pemahaman tanpa koreksi. Memang pemahaman terhadap potensi daerahnya, serta semangat dan inisitatif membangun, selain juga daya kreativitas masyarakat Cicantayan untuk membangun industri pariwisata memang sudah sangat bagus.

Namun demikian masih dibutuhkan pendampingan-pendampingan terkait, terutama sekali persoalan teknis manajerial pembangunan kepariwisataan. Tujuannya agar industri kepariwisataan yang dibangun disana dapat sesuai kaidah-kaidah pembangunan sebagaimana mestinya, baik secara hukum, akademis, maupun bisnis.

Catatan Penutup

Rencana pembangunan Bandara di Cikembar, serta pembangunan tol Sukabumi-Bogor dan double track Kereta Api, telah membuat Cicantayan kian menjadi strategis untuk dibangun sebagai destinasi wisata.

Kuncinya adalah konsistensi segenap elemen pelaku wisata untuk membangun industri kepariwisataan di Cicantayan. Terutama sekali konsistensi masyarakat dan pemerintah untuk membangun secara terukur dan terencana.

Kesabaran dalam membangun sangatlah dibutuhkan. Pasalnya, paling tidak tiga hingga lima tahun adalah waktu untuk membangun agar Cicantayan benar-benar mewujud menjadi destinasi wisata. Meskipun sebenarnya itu bukanlah waktu yang lama.

Bojonggenteng-Cicantayan Sukabumi, 21 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun