Mohon tunggu...
Deng Tawang Jr
Deng Tawang Jr Mohon Tunggu... profesional -

membaca, merenung, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Peta Kuno dan Puzzle Sejarah

4 Agustus 2015   08:35 Diperbarui: 4 Agustus 2015   09:22 2832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puzzle kelima

Dalam pameran keris dari Sumbawa yang dibuat pada abad ke-17, kelihatan bahwa umumnya bilah keris itu dibuat dari nikel, dengan gagang dan sarungnya dari emas. Nikel adalah mineral logam yang hanya ada di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Maka sudah bisa dimengerti bahwa penamaan celebes, atau sula wesi, cele = pisau, senjata tajam.. bes = besi = wesi. Pulau ini memang sebelum era Sriwijaya atau Syailendra sekalipun, sudah dikenal sebagai daerah penghasil senjata besi.

 

Puzzle keenam

Teknologi dan pengetahuan adalah modal imperialisme. Siapa yang menguasai, dia yang berhak mengatur yang lemah. Pemetaan, navigasi, senjata meriam dan bedil, perdagangan international, adalah alat-alat imperialisme. Jepang adalah negara yang paling terakhir berupaya menghindari imperialisme Eropa, menjadi tempat perdagangan bedil dan meriam. VOC memasok 300 bedil pada era Shogun yang memaksa konflik baru dari elite samurai dan shogun sehingga terjadi revolusi Boshin. VOC Belanda hanya satu-satunya bangsa Eropa yang bisa berdagang di Jepang, dan memiliki konsulat di Nagasaki ketika itu. Portugis hanya bisa masuk di Nagasaki, merupakan eksplorer Eropa pertama dengan Black Ship-nya. Namun Portugis tidak seberuntung Belanda. 

 

Puzzle ketujuh

Tradisi menulis, dokumentasi dan arsip membuat eksplorer Eropa mampu mendominasi sejarah. Dalam lukisan orang aborigin Arnhem tahun 1903, jelas sekali melukiskan pelaut Malay atau Macassan, dengan perahunya mendatangi Australia Utara. Mereka muslim dari lukisan itu terlihat beberapa orang memakai surban. Namun, bukti kedatangan pelaut Makassar ke Pantai Arnhem lebih banyak riwayat cerita turun-temurun. Berbeda halnya, tradisi menulis catatan harian, mendokumentasi, mengumpulkan spesies tumbuhan, spesies binatang yang menarik, membuat sketsa daerah dan orang-orangnya, serta peta kota dan peta navigasi laut, terkumpul semua itu dalam berbagai buku. Mereka bisa mewariskan pengetahuan dengan sangat baiknya dan memberikan kontribusi sejarah terdokumentasi dengan baik.

 

Sejarah adalah cermin masa lalu untuk merangkai masa depan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun