Mohon tunggu...
Arif Rif at
Arif Rif at Mohon Tunggu... Tenaga Administrasi Sekolah -

manusia biasa aja sih, bedanya jomblo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan di Kota Depok dengan Bahasa Khas yang Unik

27 Mei 2018   22:04 Diperbarui: 27 Mei 2018   22:09 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi di Depok jadi begini :

"Dia mau kemana yak?"

Mirip ya.. tapi beda.

Depok idealnya berbahasa Sunda. Karena Depok berada di provinsi Jawa Barat yang notabene bersuku sunda yang menggunakan bahasa sunda dalam kesehariannya. Bisa jadi bahasa unik ini lahir dari keberagaman suku yang berdomisili di kota Depok untuk berbagai kepentingan.

Depok ternyata menjadi lokasi yang cantik bagi para perantau. Kenapa? Karena lokasinya yang nempel dengan jakarta dan biaya hidupnya relatif terjangkau. Untuk kontrakan petakan saja di depok masih banyak yang mematok harga di kisaran 300-500 Ribu saja. Bakso bisa dibeli dengan uang goceng saja. 

Harga kebutuhan sehari-hari pun masih manusiawi dan tidak mengagetkan dompet kelas karyawan swasta. Karena hal inilah akhirnya banyak orang-orang daerah (termasuk saya) memilih Depok sebagai kota yang bisa dijadikan gerbang untuk menjemput masa depan. (Wagelaseh). Intinya Kota Depok cukup menguntungkan bagi pendatang meskipun pada akhirna identitas depok menjadi sedikit tersamarkan salah satunya dalam hal berbahasa. 

Jarang sekali saya bertemu orang depok yang berbahasa sunda. Mereka selalu berbicara dalam bahasa betawi khas depok. Betawi yang terkadang bercampur dengan bahasa Jawa, Bahasa Sunda dan mungkin bahasa daerah lainnya yang ikut mewarnai bahasa di depok.  Depok saat ini sudah tidak terlalu identik dengan bahasa sunda dalam kesehariannya. Warga depok terbiasa berbicara dengan bahasa Betawi. Betawi versi Depok tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun