Akhir-akhir ini aku sering mengeluhkan saluran pernapasanku. Cuaca dingin terkadang membuat napasku terasa berat dan sesak jika menghirupnya. Rencananya aku akan berobat ke dokter untuk mengecek kondisiku yang semakin memburuk. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata aku menderita penyakit asma, yaitu penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak napas atau kesulitan bernapas.Â
"Seseorang yang memiliki penyakit asma biasanya memiliki saluran pernapasan lebih sensitif dibanding orang lain," jelas Dokter.
"Tapi, asma saya nggak akan menggangu aktivitas saya, 'kan, Dok?" tanyaku khawatir, "soalnya beberapa minggu lagi, saya akan mengikuti turnamen sepak bola di Solo."Â
"Saya menyarankan kamu mengundurkan diri saja karena jika kambuh berakibat lumayan fatal," gumamnya.Â
"Tapi, saya yakin saya kuat, Dok!" ujarku membela diri.Â
"Saya paham, tapi setidaknya kamu mencegah hal-hal itu."
Aku terdiam, namun hasratku yang besar menolak hal tersebut. Aku sangat ingin ikut ke Solo, usahaku tidak boleh sia-sia, apalagi Kiandra, wanita dambaanku juga akan ikut ke sana juga.Â
Keesokan harinya, kondisinya membaik setelah mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter. Pada hari ini, Bang James, pelatihku, akan mengumumkan 23 pemain yang akan ikut turnamen ke Solo. Perasaanku tak karuan menantikan pengumuman itu, dadaku berdebar-debar menunggunya. Setelah diumumkan akhirnya aku lolos seleksi untuk bergabung ke dalam skuat tim yang akan bertanding ke kota Pelajar. Selain diriku, sahabat terdekatku, seperti Ezra dan Gilang juga lolos sehingga diriku bisa sekamar dengan mereka nantinya.Â
***
Hari yang ditunggu datang juga, euforia begitu besar tergambar pada ekspresi seluruh teman-temanku untuk menyambut laga 'hidup mati', pertandingan final nanti malam. Seusai pertandingan semi final, kami berlatih dengan giat. Bang James juga membekali kami untuk melatih tendangan penalti untuk persiapan jika laga berakhir imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti.
Udara dingin yang terus menyelimuti akhir-akhir ini sedikit membuat asmaku kambuh. Napasku terasa berat setiap menjelang tidur, namun aku langsung meminum obat yang kusembunyikan di dalam tasku. Selain itu, aku juga mengonsumsi vitamin yang tersisa saat Kiandra membagikannya beberapa hari lalu.