Mohon tunggu...
Aksara Alderaan
Aksara Alderaan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Aksara Alderaan, seorang penulis fiksi yang sudah menulis beberapa karya, baik solo maupun antologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hingga Peluit Panjang Berbunyi - Babak 2

1 Mei 2024   15:32 Diperbarui: 1 Mei 2024   16:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keesokan harinya, semua kembali berlatih. Namun, hari ini Bang James hanya memberi porsi latihan ringan untuk merenggangkan otot-otot yang tertarik akibat pertandingan kemarin. Kami hanya melakukan lari kecil mengelilingi lapangan, serta berendam air es yang telah disiapkan tim pelatih. Beberapa pemain yang mengeluh cedera dipisahkan untuk diperiksa oleh tim medis agar tidak berujung fatal, sementara yang lain tetap dalam pengawasan Bang James.

"Pagi ini kalian lari-lari kecil keliling lapangan sebanyak tiga putaran, lalu setelah itu semua berendam di air es yang telah disiapkan," perintah Bang James.

Setelah latihan usai, para pemain dibebaskan melakukan aktivitas apa pun, asalkan tetap berada di dalam hotel. Namun, sebelum itu kami harus mengikuti home schooling yang sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah agar kami tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Terdapat 23 pemain dan 5 pengurus OSIS yang mengikuti kegiatan home schooling.

Kegiatan ini adalah kegiatan paling kusukai karena dapat melihat Kiandra lebih dekat. Ia selalu tampil cantik tanpa make up sekali pun. Bahkan, kejutekannya yang selalu ditakuti laki-laki lain malah membuatku semakin terpesona kepadanya. Kiandra sampai bingung mengapa diriku terus berusaha mendekatinya, walaupun telah berulang kali ditolak.

"Lu nggak cape kali, ya, ditolak mulu sama gua?" tanya Kiandra heran.

"Mau berapa kali pun gua nggak bakal nyerah, Ki. Gua mencintai lu sampe napas terakhir gua berembus," ungkapku.

"Tapi, gua juga nggak bakal suka sama lu karena gua sukanya sama Nathan," tegasnya.

"Soal hati nggak ada yang tau ke depannya, Ki. Mungkin suatu saat hati lu bisa untuk gua."

Perdebatan yang terus berulang itu kembali terhenti ketika guru yang mengajar memasuki ruangan. Kiandra kembali ke bangkunya dan fokus menerima pelajaran. Hari ini, kami akan menerima pelajaran Geografi, mengenai "Negara Maju dan Negara Berkembang".  Pelajaran ini sangat kukuasai karena sedikit hapal dengan nama-nama negara di dunia ini.

***

Waktu berjalan terus. Pertandingan kedua sudah di depan mata. Bang James kembali memilih kesebelasan utama pada pertandingan kali ini. Aku harus memulai dari bangku cadangan, namun tak mengapa bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun