Mohon tunggu...
Aksara Alderaan
Aksara Alderaan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Aksara Alderaan, seorang penulis fiksi yang sudah menulis beberapa karya, baik solo maupun antologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KKN (Konco Kentel Nikung) - Bagian 2

24 April 2024   17:51 Diperbarui: 24 April 2024   18:44 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesampainya di balai desa, kami langsung disambut oleh Pak Kades dan jajarannya. Kulihat di dalam sudah ramai para warga yang telah berkumpul. Sajian makanan telah tersusun di meja panjang.

“Terima kasih sudah datang,” kata Pak Kades menjabat tangan Raya dan teman-temannya. “Silakan nikmati jamuan yang kami sajikan, semoga berkenan di hati kalian.”

“Wah, wah. Ini luar biasa banget jamuannya, Pak. Saya mewakili teman-teman juga mengucapkan terima kasih. Saya nggak tahu bagaimana membalasnya,” ujar Raya tersandung.

“Betul, Pak. Terima kasih banyak sudah menerima kami di desa ini, ya,” ucap Yani membungkukkan badannya.

Setelah itu, kami dipersilakan duduk di bangku yang disediakan. Entah sudah diatur atau tidak. Aku duduk berhadapan dengan Raya. Sesaat kami terpaku, saling menatap lekat. Jantungku berdegup cepat. Aku sadar rasa ini terus bertambah ketika berhadapan dengannya, meski tak pernah bisa kuucap.

“Sejak kaukeluar dari mobil yang membawamu dari kota, aku sudah terhipnotis dengan pesonamu. Saat itu, rona wajahmu langsung menancap tajam di dalam pikiranku, seolah-olah kauakan menetap di sana.”

Acara berlangsung hingga pukul 21.00 WIB. Jangkrik mulai bersahutan di tengah sawah, suaranya menggema hingga terdengar sampai balai desa. Kunang-kunang juga mulai hinggap di bola lampu yang sudah agak padam.

Seberes acara, aku langsung mengantar Raya kembali ke penginapan. Namun, entah mengapa Raya ingin sekali jalan-jalan mengelilingi desa terlebih dahulu. Ia sangat bosan karena sudah seminggu hanya bolak-balik penginapan dan balai desa saja.

“Mas, kita jalan-jalan dulu, yuk! Aku bosan sudah seminggu cuma bolak-balik penginapan sama balai desa saja,” ungkapnya tanpa tedeng aling-aling.

“T-tapi, kamu mau ke mana?” tanyaku bingung.

“Ke mana aja, Mas. Cari angkringan dekat-dekat sini aja, kayaknya minum yang hangat-hangat di cuaca yang dingin enak deh,” katanya. Jemarinya meremas batik yang kukenakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun