Mohon tunggu...
Amarulloh Ansyori (Ahay)
Amarulloh Ansyori (Ahay) Mohon Tunggu... Guru - Penulis Puisi Akrostik

Suka dengan sastra terutama puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menaki Langit

18 Januari 2024   20:52 Diperbarui: 18 Januari 2024   21:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MENAKI LANGIT

Melaung angkasa yang kelam

Embusan angin menusuk, laksana pisau menikam

Nafas terengah, langkah tertatih, geram geraham bergumam

Akankah sampai ke puncak, ataukah terjatuh ke jurang nestapa terdalam?

Kasih, pujaan hati, kau seumpama bintang di kejauhan berkelip ketika malam

Indah mempesona, namun tak terjangkau tangan menyanggam

Langit memisahkan kita, takdir berkata tidak merencam

Aku menentang takdir, dengan cinta yang terpendam

Nanar, air mata alir-mengalir tenggelam

Gemuruh ombak di hati, menggemakan rasa pilu mencekam

Ikrar harga yang kubayar, untuk ikatan yang buram

Tak ada yang mengerti, derita begitu mencengkeram

Akrostik_efieccentre_17 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun