MENAKI LANGIT
Melaung angkasa yang kelam
Embusan angin menusuk, laksana pisau menikam
Nafas terengah, langkah tertatih, geram geraham bergumam
Akankah sampai ke puncak, ataukah terjatuh ke jurang nestapa terdalam?
Kasih, pujaan hati, kau seumpama bintang di kejauhan berkelip ketika malam
Indah mempesona, namun tak terjangkau tangan menyanggam
Langit memisahkan kita, takdir berkata tidak merencam
Aku menentang takdir, dengan cinta yang terpendam
Nanar, air mata alir-mengalir tenggelam
Gemuruh ombak di hati, menggemakan rasa pilu mencekam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!