Mohon tunggu...
Aan Ridwan
Aan Ridwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar seumur hidup

Menulis adalah melawan | IG: @aan.ridwan15

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kurir Kehidupan

14 Januari 2019   05:59 Diperbarui: 14 Januari 2019   06:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menjadi seorang freelancer itu harus pandai-pandai memanfaatkan peluang.Kadang Saya menjadi tukang kurir, pengajar privat atau bahkan tukang bersih-bersih di suatu kos-kosan.

Pagi kadang menganggur, siang dapat tawaran job, sorenya ada jadwal mengajar privat dan malam harinya biasanya kembali santai menjadi manusia merdeka.

Kadang Saya main hajar aja. Saya pikir, selagi masih muda sebisa mungkin mengisi hidup dengan hal-hal yang produktif.

Selama pekerjaan itu halal menurut Allah, Saya hajar aja. Saya eksekusi aja.

Kemarin sabtu, ceritanya Saya sempat dibuat sibuk. Pagi hari ada pekerjaan bersih-bersih kosan. Sore hari ada jadwal mengajar privat di Bandung. Selepas magrib ada job mengantar berkas ke Cimahi. Dan malam itu juga berkasnya harus dikirim ke Jakarta.

Kalau di posisi seperti itu Saya sempat berpikir lamban. Tidak cepat ambil keputusan. Mungkin peluang-peluang yang lain akan hilang.

Kalau waktu itu, Saya punya pikiran menunda di esok harinya. Mungkin ceritanya bisa beda dan pengalamannya jadi biasa saja.

Alhamdulillah, semua peluang hari itu saya ambil. Diselesaikan dengan segera. Satu persatu pekerjaan selesai dengan baik. Pada pukul 23.30 Wib saja, Saya masih di tempat jasa pengiriman. Hingga Selarut itu mengejar dunia. Sesibuk itu Saya menyelesaikan tugas dunia.

Akhirnya, Saya merenung sejenak setiba di indekos. Untuk urusan dunia saja Saya begitu bersegera dan terburu-buru seakan dikejar waktu. Bagaimana kalau soal urusan akhirat!?

Bukankah kita semua adalah bagian dari kurir kebaikan untuk segenap manusia di muka bumi ini?

Bukankah setiap kita adalah penyampai kebaikan yang siap mengantar pesan-pesan ilahi kapanpun dan dimanapun medan juangnya?

Bisakah kita bersikap adil sejak dalam pikiran. Lalu bersegera mengambil peran dan eksekusi niat baik menjadi amal kebajikan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan?

Selagi masih hidup, masih mampu dan masih diberi banyak kesempatan, hayu kita memulai menjadi kurir kehidupan yang punya misi menyampaikan pesan kebaikan untuk sesama.
Tabik!

Aan Ridwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun