Mohon tunggu...
Aan Hartono
Aan Hartono Mohon Tunggu... Administrasi - Perencana

Pemerhati Sosial Ekonomi, tinggal di Kab.Malinau Kaltara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

RT Bersih dan Bangkitnya Kekuatan Laten “Social Capital”

23 Juli 2016   13:44 Diperbarui: 25 Juli 2016   07:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja Bakti Masyarakat Malinau Membersihkan Selokan

Titik temu ini tentu berada dalam sudut pandang yang sama pasca pelaksanaan pemilihan ketua RT Serentak di mana para pemenang hati rakyat (baca: Ketua RT terpilih) memiliki kepentingan untuk membuktikan janjinya saat kampanye lalu. Inilah simbiosis mutualisme antara Kepala Daerah dengan Ketua RT yang sama-sama memiliki kepentingan untuk membuktikan janjinya.

Wanita Mudapun Bersemangat Mensukseskan Bulan Bakti RT Bersih
Wanita Mudapun Bersemangat Mensukseskan Bulan Bakti RT Bersih
Kepala Daerah dan Para Ketua RT memahami dengan baik bahwasanya bangsa ini sesungguhnya memiliki ciri dan semangat budaya gotong royong yang sangat kuat yang dahulu kala pernah  tumbuh dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Kita yang sekarang berumur lebih dari 30 tahun tentu masih teringat saat-saat kita masih duduk di bangku sekolah dasar. 

Sebuah masa di mana alat komunikasi tidak secanggih saat ini yang hampir semua orang memiliki smartphone. Siaran televisi juga masih terbatas pada stasiun milik pemerintah. Saat itulah masa-masa keemasan gotong royong hadir. Sebuah kondisi di mana kuatnya relasi sosial antar masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di lingkungannya. Sebuah relasi yang menjadi alat perjuangan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama. Relasi itulah yang disebut oleh Bourdieau sebagai modal sosial.

Modal sosial (bisa bagian dari budaya) memainkan peran penting dalam masyarakat sebagai aset sosial yang memungkinkan individu dan masyarakat bekerja secara lebih efisien. Jika suatu masyarakat berhasil menggalang kepercayaan yang kuat antar anggota, mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan modal uang yang lebih sedikit. Dan gotong royong adalah contoh yang nyata dari kekuatan modal sosial masyarakat Indonesia.

Menyadari kekuatan laten social capital (modal sosial) yang telah lama terpendam dalam masyarakat, Pemerintah Kabupaten Malinau membangkitkan semangat tersebut melalui pelaksanaan Bulan Bakti RT Bersih yang diselenggarakan selama 1 bulan yaitu sejak 14 Juli hingga 14 Agustus mendatang di mana setiap RT wajib melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungannya. Hasilnya bisa kita saksikan antusiasme warga Malinau mensukseskan bulan bakti RT Bersih.

Kerja Bakti, Upaya Membangkitkan Modal Sosial
Kerja Bakti, Upaya Membangkitkan Modal Sosial
Berdasarkan catatan penulis, rata-rata peserta kerja bakti di tiap-tiap RT sebanyak 70 orang. Jika kita kalikan dengan jumlah RT di Kabupaten Malinau yang sebanyak 378 RT, maka peserta kerja bakti totalnya mencapai lebih dari 22 ribu warga atau setara dengan 30 persen dari total penduduk Kabupaten Malinau.

Melihat jumlah yang cukup besar ini, penulis berandai-andai, kalau saja semua Kabupaten memiliki program yang sama maka sudah tentu lingkungan masyarakat Indonesia akan bersih dengan hanya bermodalkan social capital yang selama ini terpendam. Harapan penulis dan mungkin juga semua warga Malinau, pelaksanaan RT Bersih di Kabupaten Malinau bisa menjadi pemantik bagi daerah lain untuk bangkit bersama-sama berbenah mewujudkan lingkungan yang Rapi, Tertib, Bersih, Sehat, Indah dan Harmonis.

Sudahkan anda berpartisipasi dalam Bulan Bakti RT Bersih di lingkungannya...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun