Setelah estorasi pun kebersihan sungai tetap terjaga karena akan dilengkapi dengan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL). Artinya, air sungai tidak tercampur dengan limbah industri atau rumah tangga yang kerap menyebabkan bau tak sedap dan membuat air berwarna hitam pekat.
"Tapi jika warga masih membuang sampah di sungai ya tetap saja jadi kotor," katanya.
Selain itu, terdapat 17 titik jembatan roda empat dan 23 titik jembatan roda dua yang dilalui sungai akan dirombak, jika sebelumnya datar maka diubah sedikit melengkung agar perahu atau rakit bisa melintas di bawah jembatan.
Selain dana APBD Kota Palembang, bantuan dana juga datang dari Pemerintah Provinsi Sumsel, kementerian, dan organisasi luar yang akan memberikan bantuan hibah untuk penataan senilai 20 juta dolar Amerika Serikat.
Destinasi wisata
Jika restorasi selesai pada 2022, Sungai Sekanak-Lambidaro dicanangkan menjadi destinasi wisata baru andalan Kota Palembang, sebab tampilannya diupayakan sama seperti pinggiran sungai di Eropa yang eksotis.
Restorasi itu juga untuk persiapan Palembang Visit Years 2023 di mana banyak negara dari berbagai benua akan hadir berwisata di Kota Palembang.
Namun, hal itu kemungkinan sia-sia atau tidak terwujud jika perilaku masyarakat bantaran sungai tidak berubah alias masih saja membuang sampah ke aliran sungai.
Pengamat Komunikasi Lingkungan dari UIN Raden Fatah Palembang Doktor Yenrizal mengingatkan Pemkot Palembang agar meningkatkan intensitas sosialisasi ke masyarakat dan membuat peraturan-peraturan tegas terkait dengan kebersihan anak sungai.
"Perilaku membuang sampah ke anak Sungai Musi memang sudah kebiasaan dari dulu, celakanya sampah-sampah saat ini mayoritas sulit terurai, memang diperlukan pengawasan ketat dan hukuman tegas supaya kebiasaan itu terhenti," jelas dia.
Menurut dia, Pemkot Palembang dapat menggunakan dua macam pendekatan agar perilaku masyarakat bantaran sungai berubah, yakni pendekatan struktural dan kultural, di mana keduanya harus dilaksanakan secara masif.