Salah satu contoh yang sering terjadi adalah "imposter syndrome", dimana perempuan merasa tidak pantas dengan pencapaiannya, meskipun sudah berprestasi. Pernah mengalaminya? bagikan dikolom komentar.
Kejadian ini sering dipicu oleh stereotip yang meragukan kemampuan perempuan, terutama di bidang-bidang tertentu. Selama pandemi COVID-19, banyak perempuan mengalami peningkatan masalah kesehatan mental. Beban ganda antara pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga membuat perempuan merasa tertekan dan cemas.
Tips Penanganan
Edukasi: Membaca buku, mengikuti seminar kesehatan mental, dapat membantu aku, kamu dan perempuan untuk mengurangi overthinking.
Membangun Dukungan Sosial: Menciptakan komunitas perempuan, menjadi tempat aman untuk saling mendukung.
Dengan mengenali berbagai faktor yang mempengaruhi pengalaman perempuan, kita bisa berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung. Penanganan yang tepat sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan kesehatan mental mereka.
Yuk saling mendukung sebagai perempuan bersama @kembang.mewangi (coming soon). Dan bagikan pengalaman sebagai perempuan bersamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H