Sontak hal itu membuat penonton yang melihat adegan itu berdecak kagum dengan aksi paslon7. Bunyi tepuk tangan ramai menggema. Tampaknya akan ada pemilih baru buat Paslon7. Apalagi memang secara tampilan sungguh meyakinkan. Sang Paslon Ketua memakai kemeja putih, sarung dan peci hitam persis seperti ustadz yang sedang khutbah jumat dan Paslon wakilnya perempuan berjilbab yang sangat cantik. Aku kira perempuan ini bakal mendobrak pemilih kaum pria jomblo soalnya mitos memilih yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik masih ada di masyarakat kami.
Pria Kekar berkumis tipis itu turun ke panggung membawa bingkisan kotak. Wajahnya sumringah. Senyumnya lebar. Sorot matanya memandang penuh asa.
Aku buru-buru menghabiskan Es Kuwutku bergegas mendatangi Pria Kekar itu. Ku lari saja mengejarnya.
"Pak. Tolong berhenti sebentar. Ada yang saya tanyakan pak. Itu bingkisan hadiah nanti digunakan untuk apa ya, Pak? Sepertinya Bapak terlihat bahagia sekali" Tanyaku
"Ia, Mas. Bapak bahagia sekali. Orang miskin macam saya ini senang mendapatkan hadiah. Rencananya buat sekolah anak-anak saya Mas. Buat beli keperluan sekolah. Saya pulang dulu ya mas." Jawabnya sambil bergegas pulang
Wahwahwah baik juga ya Paslon7 ini. Pendukung lawan kini berpihak padanya. Sepertinya ia akan menang pilkada kali ini. Sepertinya benar juga kata Bapak tadi. Di Masa depan nanti, ngiklan politik menggunakan baliho-baliho, pencitraan ataupun janji-janji tidak akan laku dan hanya akan dijadikan guyonan renyah rakyat.
Di masa depan nanti ngiklannya aksi nyata. Paslon akan memberikan lowongan kerja secara langsung, membuka lapangan kerja, beasiswa buat siswa berprestasi ataupun dana usaha. Semua ini bukan janji tetapi aksi sebelum pilkada. Bayangkan jika dana partai yang besar digunakan demikian tentu akan terlihat kemaslahatannya buat masyarakat. Daripada bikin baliho yang justru hanya akan mengotori pandangan jalan. Keluhku.
Pria kekar berkumis tipis itu sampai di rumahnya. Gubugnya reot. Bersama istri dan ketiga anaknya mereka sumringah membuka bingkisan hadiah itu.
Terlihat kotoran tai manusia menempuk dalam bingkisan hadiah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H