Pemilihan Kepala daerah memang selalu mendebarkan. Bukan hanya soal gembiranya para masyarakat menyambut tetapi momentum ini pihak-pihak banyak diuntungkan seperti jasa pembuatan kaos, sablon, tukang bikin baliho, tukang demo bayaran dan juga bisingan knalpot motor anti tilang hanya akan ada pada saat-saat seperti ini.
Maka disamping menikmati orasi paslon yang kini sedang mengadakan Acara Dangdutan Berjamaah mengundang Artis Ibukota, aku menikmati Es kuwut dekat perempatan lalulitas. Hari-hari biasa ruas jalan ini sepi pedagang namun akibat even hajatan ini banyak juga yang kecipratan untung.
Membludaknya masyarakat dalam mendatangi dangdutan ini ternyata juga ada modus politik. Namun setidaknya apakah paslon ini sadar bahwa kini rakyat sudah semakin cerdas. Kebal dengan Suap. Tidak mempan disogok. Sebab suap dan sogok hanya khusus pasutri selain hal itu hukumnya haram. Rakyat yang sehari-hari kebanyakan bekerja di sawah, buruh, jualan aneka jajanan, atau pedagang bakso keliling menikmati surga janji-janji penuh dengan kedustaan.
"Ibu-Ibu. Bapak-bapak. Semuanya yang hadir disini. Jangan lupa besok coblos siapa?" Paslon ini menyodorkan mikrofon ke penonton
Sontak dijawab serentak. Paslon 7.
Meskipun banyak muka dengan bibir cekikikan dan terlihat acuh tak acuh. Tampaknya paslon7 ini tidak memperdulikannya. Mungkin dalam alam bawah sadarnya sudah duduk di kursi jabatan lengkap dengan seragam kerjanya. Atau memang sudah datang ke tukang ahli ramal bahwa ia sudah menang.
Jasa dukun laris manis saat pilkada tentu dosa bukan lagi hal menakutkan bagi mereka. Sebab Tuhan tidak lagi dijadikan sesembahan melainkan dijadikan guyonan. Paling nanti kalau gagal nyalon jadi stres. Akhirnya bunuh diri. Do'aku sih semoga kita dihindari dari Paslon demikian. Cari yang benar-benar baik orangnya. Baik akhlaknya dan perilakunya. Baik agamanya. Baik sosialnya. Baik omongannya. Bukan yang bertopeng agama tetapi dalamnya setan.
Awalnya Acara Dangdutan ini berjalan lancar jaya tiba-tiba kedatangan seseorang profokasi meneriakan bahwa Paslon7 ini korupsi. Paslon7 tukang sogok. Paslon7 tukang suap. Paslon7 Pencotraan. Segala muncratan dan caci makian keluar dengan deras tanpa rem oleh pria berbadan kekar berkumis tipis. Siapa dia gerangan berani datang ke pihak lawan?
Aku yang berposisi netral pun kaget bukan main. Apajadinya jika seseorang datang ke kandang macan? Tentu ia akan diterkam habis. Dan itu terjadi pada Pria kekar berkumis tipis yang kini diarak ke atas panggung. Bagai sate kambing yang dikecapi dan dikasih sambal lalu dilahap
Tetapi hal tak terduga terjadi. Entahlah itu hanya akting atau memang benar adanya. Bukannya dimarahi atau dihina justru Pria kekar berkumis tipis itu dikasih kotak bingkisan.
"Ini kotak bingkisan buat bapak. Isinya lumayan. InsyaAlloh bermanfaat buat anak-anak Bapak yang sedang bersekolah." Ucap paslon7
Sontak hal itu membuat penonton yang melihat adegan itu berdecak kagum dengan aksi paslon7. Bunyi tepuk tangan ramai menggema. Tampaknya akan ada pemilih baru buat Paslon7. Apalagi memang secara tampilan sungguh meyakinkan. Sang Paslon Ketua memakai kemeja putih, sarung dan peci hitam persis seperti ustadz yang sedang khutbah jumat dan Paslon wakilnya perempuan berjilbab yang sangat cantik. Aku kira perempuan ini bakal mendobrak pemilih kaum pria jomblo soalnya mitos memilih yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik masih ada di masyarakat kami.
Pria Kekar berkumis tipis itu turun ke panggung membawa bingkisan kotak. Wajahnya sumringah. Senyumnya lebar. Sorot matanya memandang penuh asa.
Aku buru-buru menghabiskan Es Kuwutku bergegas mendatangi Pria Kekar itu. Ku lari saja mengejarnya.
"Pak. Tolong berhenti sebentar. Ada yang saya tanyakan pak. Itu bingkisan hadiah nanti digunakan untuk apa ya, Pak? Sepertinya Bapak terlihat bahagia sekali" Tanyaku
"Ia, Mas. Bapak bahagia sekali. Orang miskin macam saya ini senang mendapatkan hadiah. Rencananya buat sekolah anak-anak saya Mas. Buat beli keperluan sekolah. Saya pulang dulu ya mas." Jawabnya sambil bergegas pulang
Wahwahwah baik juga ya Paslon7 ini. Pendukung lawan kini berpihak padanya. Sepertinya ia akan menang pilkada kali ini. Sepertinya benar juga kata Bapak tadi. Di Masa depan nanti, ngiklan politik menggunakan baliho-baliho, pencitraan ataupun janji-janji tidak akan laku dan hanya akan dijadikan guyonan renyah rakyat.
Di masa depan nanti ngiklannya aksi nyata. Paslon akan memberikan lowongan kerja secara langsung, membuka lapangan kerja, beasiswa buat siswa berprestasi ataupun dana usaha. Semua ini bukan janji tetapi aksi sebelum pilkada. Bayangkan jika dana partai yang besar digunakan demikian tentu akan terlihat kemaslahatannya buat masyarakat. Daripada bikin baliho yang justru hanya akan mengotori pandangan jalan. Keluhku.
Pria kekar berkumis tipis itu sampai di rumahnya. Gubugnya reot. Bersama istri dan ketiga anaknya mereka sumringah membuka bingkisan hadiah itu.
Terlihat kotoran tai manusia menempuk dalam bingkisan hadiah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H