Bergegas aku mendatangani penjual air minum pinggir jalan itu.
"Pak, Ibu-ibu yang tadi beli air minum disini, kemana ya?"
"Owalaaah.. Nak.. Tadi Ibumu diciduk petugas. Katanya ada sterilisasi pengemis di tempat ini. Nanti jam sepuluh akan datang walikota ke tempat ini. Dan jalan ini jalur yang akan dilewati walikota."
Sontak aku menangis. Badan serasa lemas. Pikiran bingung. Sementara adik juga masih menangis. Aku ketakutan dan serasa tidak punya cara lagi. Bagaimana aku harus melangkah? Dengan siapa aku meminta pertolongan?
Di tengah kebingungan itu, aku berjalan menuju suara lantunan bacaan tarawih itu. Orang-orang menyebut tempat itu masjid. Aku akan meminta tolong orang-orang itu.
Aku duduk tepat di tangga masjid. Menunggu orang-orang keluar sholat. Minta tolong kepada mereka.
.....
Sholat berjamaah telah usai, orang-orang berlalulalang keluar masjid. Mereka mendapatiku sedang duduk berduaan.
"Pak minta tolong. Ibuku dibawa petugas,Pak. Tolong pertemukan aku dengan ibuku."
Orang yang keluar pertama itu memakai baju yang sangat bagus, pecinya juga bagus tetapi sayangnya ia hanya berlalu tanpa memandang diriku. Mungkin ia jijik kepadaku. Mungkin ia mengira ibadahnya cukup untuk menyogok Tuhan.
"Pak tolong. Ibu saya dibawa petugas."
Orang kedua ini sudah sepuh, tapi ia lumayan ramah. Ia memberi saran kepadaku supaya lapor polisi saja. Bergegas ia pergi.