Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lima Tubuh Satu Roh

10 Oktober 2017   14:55 Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:57 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk ketiga kalinya rohku masuk ke tubuh seorang bocah.Pengalaman demi pengalaman terus datang bagai air yang deras mengalir.

"Pa,kemarin Kevin dapat nilai 9,5 Pa.Kevin dapat hadiah apa,katanya kalau dapat nilai bagus akan dikasih hadiah."

"Besok ya Vin.Papa akan membelikan Iphone terbaru buat kamu."

Dalam hati aku berdecak kegilaan.Hanya dapat nilai bagus di ulangan harian saja di kasih Iphone terbaru,apalagi kalau ujian,lulus,ulang tahun dan seterusnya.

"Tampaknya anak yang aku masuki ini secara kehidupan dunia sungguh amat beruntung.Dia terlahir dari anak orang kaya.Super kaya."

Ah! Baru sebentar masuk,rohku kini terbang keluar lagi.Jauh pergi.Kinirohku masuk ke rumah panti asuhan.

"Lho,kok sekarang aku masuk ke tubuh bayi."

Aku mendengar sayup-sayup suara orang-orang dewasa yang sedang mengobrol.

"Kasian benar,bayi imut ini.Lahirtanpa orangtua.Ditemukan di tempat pembuangan sampah.Mudah-mudahan besarnya nanti,ia jadi orang yang baik dan bisa menemukan orangtuanya.Jahatsekali memang bapak dan ibunya."

"Ia,Ses.Orangtua yang tidak mempunyai perasaan.Senang bikinnya tetapi giliran merawat malah angkat tangan.Atau jangan-jangan,bayi ini hasil hubungan gelap."

Sedih sekali.Teramat sedih.Akumendengar perkataan itu.Aku yang kini ditubuh bayi itu saja merasakan betapa sedihnya bayi ini,lahir tanpa orangtua.Pasti di masyarakat nanti ia dijauhi sebab dikatakan anak hasil hubungan gelap.Alias anak haram.Tetapi bukankah anak yang terlahir ke dunia itu suci,memang masyarakat saja yang kejam dan tidak tanggung-tanggung senang banget membuka aib seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun