Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lima Tubuh Satu Roh

10 Oktober 2017   14:55 Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:57 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak itu memang kini sudah tertidur tetapi aku yang didalamnya sama sekali tidak ikut tertidur,meskipun rohku tidak bisa keluar dari anak ini tetapi aku bisa melihat kondisi sekitar.Akumenengok tatapan tajam ibu dari anak ini.

Pandangan sang ibu sangat tajam tetapi juga sangat lesu.Ia sedang memandang bulan purnama.Gila! ternyata aku bisa mendengar isi dari pikirannya.

"Tuhan.Apakah engkau ada.Jikamemang ada,tolonglah saya dan anak saya.Hamba disini penuh dengan penderitaan dan kesedihan dan hamba sama sekali tidak tahu caranya beribadah kepadamu.Laluaku harus bagaimana wahai Tuhan."

Ibu itu kemudian menetaskan air mata,terlihat sangat bersedih.Ronawajahnya memperlihatkan bahwa dirinya sudah sangat lemah tidak tahu bagaimana harus menjalani hidup yang berat ini.Aku pun kasian sama ibu ini.AKu ingin sekali menolongnya dan minimalnya bisa memberi pendidikan agama kepada ibu itu dan anaknya.

Tiba-tiba rohku melenting keluar dari tubuh bocah kecil itu,terbang jauh.Kini rohku malah masuk ke anak kecil yang sedang tiduran di kasur empuk.Aku melihat sekitar ruangan,tampaknya ini anak orang kaya.Ada foto-foto Ulama juga.Barangkali ini anak seseorang ulama besar,pikirku.

Benar saja dugaanku,bocah kecil itu adalah anak ulama besar terkenal di kotaku.Jam kini menunjukan pukul 4 pagi,seseorang wanita berkerudung sar'i mencoba membangunkan anak kecil ini hingga akhirnya terbangun.Setelah membaca do'a setelah bangun tidur,bocah ini kemudian bergegas ke ruangan tempat berwudlu.

Aku pun merasa tentram.Aku pun bergumam.

"Anak kecil ini lebih beruntung daripada anak pemulung tadi.Inibagai bumi dan langit.Di satu sisi,aku melihat anak yang tumbuh dengan keluarga yang bahagia dengan pengajaran ilmu agama yang kuat dan disisi lain,aku melihat anak kecil yang tumbuh dari keluarga yang miskin dan tidak punya waktu untuk setidaknya pernah belajar ilmu agama."

Pikiranku buyar.Hatiku sakit.Akubelum bisa melihat makna adil dengan jelas.Maafkanaku Tuhan,sebab ilmuku yang rendah ini.Aku tahu bahwa engkau maha adil dan aku masih meyakini hal itu sampai sekarang.

Anak kecil ini kemudian bergegas sholat subuh berjamaah dan sehabis sholat berjamaah,ia mengikuti kultum subuh.Tetapi aku tidak pernah merasakan dipikiranku bahwa orang-orang yang sedang berkumpul mengaji ini memikirkan nasib anak pemulung tadi.Mereka hanya fokus kepada dirinya masing-masing.Berbangga dengan amalannya.Sedikitpun mereka tak bergerak hatinya untuk minimal pernah memikirkan nasib anak pemulung yang rohku tadi aku masuk ke tubuhnya.Minimal ada usaha dakwah ke jalanan ,utamanya ke anak-anak jalanan yang kumuh,lusuh dan kasian itu.Bukankah merekalah yang seharusnya paling utama untuk diberi pelajaran ilmu agama.

Ah! Baru saja aku meratapi nasib sang anak pemulung kini rohku terbang lagi.Terbang jauh.Sangat jauh.Jam 7 pagi.Rohku kini masuk ke anak orang yang kaya raya.Aku bisa melihat dari ruangannya yang super mewah.Bahkan menu sarapan pagi pun yang terbaik.Ada susu,ada buah apel,ada nasi lengkap dengan daging,sop dan makanan enak lainnya.Anak ini sedang menikmati sarapan pagi bersama bapak dan ibunya.Jika melihat dari pakaiannya,memang tampak sekali bahwa ini anak adalah anak orang yang kaya raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun