Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lima Tubuh Satu Roh

10 Oktober 2017   14:55 Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:57 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seseorang kakek tua renta yang memakai jubah putih dan soban mendatangiku malam hari ini.Akupun terpaksa terbangun dari tidur yang padahal mimpiku sedang asyik-asyik banget.Aku bermimpi tinggal di negara yang makmur,para pemimpinnya jujur-jujur bahkan disela mimpiku ada satu pejabat yang rela jalan kaki untuk pekerjaannya,ada juga lingkungan yang asri dengan hijaunya taman dan bersih serta rapinya lingkungan tersebut.Dan yang paling disesalkan adalah aku sedang bersenda gurau dengan perempuan cantik yang berhijab.Di mimpiku,perempuan ini adalah istriku.

"pemuda,bangunlah dari tidurmu.Aku akan memindahkan rohmu ke tubuh empat bocah yang berbeda." Kata Kakek yang memakai jubah putih dan sorbanan itu

"Busyet! Mana bisa,kek.Ada-ada saja kakek.Emang kalau pindah tubuh jadi berasa baikan kek.Sama saja kek.Tidak ada perubahan."

"Ini tugas saya wahai pemuda.Pokoknya kamu harus ikut."

Dikarenakan ini adalah permintaan kakek yang tua.Aku jadi kasian maka aku turuti saja apa maunya itu.

Segera kami bergegas menuju kolong jembatan.Waduh.Aku berasa jijik sajq,kok ke kolong jembatan sih.

Kakek itu kemudian komat-kamit dan seketika rohku keluar dan masuk ke salah seseorang anak kecil yang sedang tiduran di bawah kolong jembatan.Anak kecil itu adalah anak dari pemulung yang kesehariannya hidup dalam lingkup kemiskinan,kumuh dan pendidikan yang rendah.Malah boleh dibilang,tidak berpendidikan sama sekali.

Seketika aku sudah berada di dalam tubuh anak kecil itu.Aku memang bisa berbicara tetapi tampaknya aku harus terus mengikuti tubuh anak ini.Bukan itu saja.Rasa pengalaman itu terkesan nyata.Aku berasa kelaparan.

"Bu,aku lapar.Ada makanan tidak,bu.Kok hidup kita seperti ini,Bu."

"Sabar,Nak.Ini ada roti sisa tadi ibu menemukan di jalan.Makanlah."

Anak ini memakan dengan sangat lahap.Aku pun yang tadinya berasa kelaparan kini berangsur-angsur mulai sedikit kenyang.Setelah memakan roti sisa itu,anak tersebut tidur lagi sebab hari masih malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun