Indonesia 2030 merupakan sebuah istilah yang banyak dikenal oleh banyak pihak pada saat ini, dari dalam negeri, hingga sampai keluar negeri. Hal ini dimulai dari pernyataan seorang tokoh nasional Indonesia yaitu Bapak Prabowo Subianto, Â beliau mengatakan "Saudara -- saudara kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pake lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada disini.
Tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian dimana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030, pun mereka ramalkan kita ini bubar, elit kita ini merasa bahwa 80% tanah seluruh negara dikuasai 1% rakyat kita nggak papa, bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1% nggak papa, bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita saudara-saudara sekalian, semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang, semakin culas, semakin maling. Tidak enak kita bicara tapi sudah tidak ada waktu bagi kita buat pura-pura lagi" tegas ketua umum Partai Gerindra tersebut di depan para kader-kadernya.
Mantan Purnawirawan tentara tersebut memiliki dasar dari ucapannya. Ia mengutip dari salah satu novel karangan orang Amerika yang berjudul "ghost fleet"(laksamana hantu). Namun perlu diketahui latar belakang sosiohistory tempat tinggal sang penulis akan memengaruhi terhadap tulisan dan data yang diberikan, maka dari itu perlu dikaji ulang, benarkah data prediksi tersebut sesuai dengan data yang terjadi di negeri ini??
Maka pertama perlu diketahui novel adalah salah satu karya sastra yang bersumber dari pribadi penulis yang dikembangkan melalui imajinasi dan halusinasinya, kedua sumber kekayaan yang ada di Indonesia bukan dikuasai oleh 1% dari total penduduk, tetapi tepatnya  adalah sebanyak 10% dari total penduduk yang ada, data yang dipaparkan oleh Prabowo sebenarnya terjadi di negeri adikuasa yaitu Amerika. Di Amerika perputaran ekonominya dikuasai oleh 1% penduduk yang bertempat tinggal di satu kota yaitu "Sillicon Valley".
Namun meskipun data-data yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan, ini merupakan persoalan yang sangat serius, mengingat prediksi tersebut sampai mengatakan bahwa Republik ini akan bubar, perlu dilakukan kajian dan analisa untuk membuktikannya. Beberapa tokoh Naional telah mengungkapkan tanggapannya, tanggapannya begitu variatif, dari yang pro terhadap Prabowo, dan yang kontra pun juga ada. Para akademisi Nasional juga telah melakukan analisa sesuai dengan bidang konsentrasi keilmuan masing-masing.
Hampir semua akademisi menolak dan menyatakan bahwa Indonesia tidak akan bubar tahun 2030, namun pendapat para akademisi berbanding terbalik, mereka berpendapat bahwa Indonesia pada tahun 2030 akan mengalami peningkatan pesat dan wajah negara kita akan terangkat ke permukaan di kancah dunia. Beberapa hal yang perlu yang akan menunjukkan eksistensi ketahanan suatu negara.
Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu sub sistem penyokong ketahanan eksistensi terhadap suatu negara, misalnya negara yang bubars gara-gara satu persoalan ini adalah Uni Soviet yang akhirnya negara bagian-negara bagiannya di dalamnya memisahkan dan mendirikan sebuah negara-negara kecil. Menurut IMF (bank dunia) Indonesia saat ini merupakan salah satu negara tujuan investor, hal ini dikarenakan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang cenderung stabil dalm 3 tahun terakhir yaitu sekitar diatas 5%, pertumbuhan ekonomi yang stabil ini sangat suit diraih oleh negara Adikuasa seperti Amerika sekalipun.
Indonesia juga merupakan salah satu anggota g20 (negara dengan pemegang ekonomi terkuat dunia), pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara yang menempati 5 besar pemegang ekonomi dunia. Di ASEAN perekonomian terkuat saat ini dipegang oleh Indonesia. Rasio utang Indonesia di dunia saat ini hanya sebesar 0,04 %, rasio utang yang sangat kecil sekali, dan masih sangat mungkin untuk tetap stabil pertumbuhannya karena rasio utang yang terbilang berbahaya ketika sampai menyentuh angka 49%. Secara akal sehat Indonesia tidak akan bubaryang disebabkan oleh ekonomi.
Keamanan dan Ketahanan
Untuk keamanan Negara, Indonesia memiliki dua institusi keamanan yang resmi, yaitu POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) yang bertugas di teriorial internal dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang bertugas untuk menjaga kedaulatan Negara Indonesia dari eksternal. Kedua Institusi yang berbeda tersebut memiliki jumlah keanggotaan yang tidak sedikit, POLRI yang dikomasndoi oleh Jend. Pol. Tito Karnavian berjumlah sekitar 387.470, dan TNI yang masih belum genap setahun dipimpin oleh Marsekal Hadi Tjahjanto berjumlah sekitar 434.410 personel aktif serta 400.000 personel cadangan.
Melengkapi jumlah personel yang ada, Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya untuk menambah ALUSTSISTA (alat utama sistem persenjataan), kedua institusi diatas memiliki ALUTSISTA yang berbeda. Untuk personel POLRI Pistol (senjata genggam), SS1, SS V2, M16 AK47 dll (senjata api bahu). Sementara itu pihak TNI memiliki ALUTSISTA tersendiri, antara lain 23 unit Pesawat Tempur f-16 C/D, 8 unit Helikopter Apache AH-64F Guardian, 2 unit Kapal Selam DSMF-109 Improved Changbogo, upgrade 10 unit peswat tempur F-16 A/B Block 15 OCU, 36 unit Rudal AIM 120C7, 30 unit Rudal AIM -9X Sliderwinder, 9 Â unit helikopter Anti Kapal Selam, 2 unit Pesawat Tempur Sukhoi SU-35.
Ketika ada sebuah serangan ataupun semacamnya yang mengancam terhadap kedaulatan NKRI maka tugas utama TNI untuk memukul mundur secara paksa. Dengan peralatan canggih dan lengkap serta didukung oleh seluruh rakyat Indonesia, maka Indonesia akan tetap berdaulat hingga lebih dari 2030.
Intoleransi
Belajar dari konflik di Timur Tengah yng tak kunjung usai. Di Timur Tengah hal yang sangat mendasar penyebab terjadinya kericuhan adalah intoleransi terutama dalam sentimen agama, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa orang yang diluar dari keyakinannya dianggap murtad dan halal darahnya (boleh dibunuh).
Berbeda dengan Indonesia yang masyarakat mayoritas muslim dapat hidup berdampingan dengan muslim beda golongan maupun orang non islam. Prinsip dasar yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalah sila kesatu, kedua, dan ketiga. Dimana selama dia bertuhan (sila pertama) masyarakat yang satu akan tetap berlaku adil atas asas dasar kemanusiaan terhadap masyarakat lainnya (sila kedua) Â karena ingin mewujudkan persatuan Indonesia yang kokoh (sila ketiga). Hal ini diakui salah satu negara Eropa, yaitu Belgia melalui Duta Besarnya menyatakan telah melakukan studi banding toleransi agar bisa diterapkan di negara asalnya.
Untuk saat ini sampai 2030 masih terlalu dini menyimpulkan Indonesia akan bubar, mengingat saat ini perekonomian Indonesia yang begitu kuat, sistem pertahanan yang lengkap, dan di internal sendiri Indonesia masih menjunjung tinggi rasa Nasionalisme yang hebatb dengan menunjukkan rasa toleransi atas kebergaman yang ada.
Apalagi menyatakan Indonesia akan hancur pada tahun 2030 hanya bersumber dari karya fiksi yang tanpa didukung oleh data dan fakta yang jelas, dan hanya bersumber dari karya imajinasi yang dibuat dari perspektif pribadi. Secara akal sehat Indonesia tidak akan bubar pada tahun 2030, namun sebaliknya Indonesia akan tetap tegar bahkan akan semakin bugar di tahun 2030 dan seterusnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI