Jika dicermati susunan ayat tersebut, terkandung seruan literasi yaitu membaca (iqro) dan menulis (qalam/pena).
Kata iqro berasal dari kata qara'a, dalam kamus-kamus, kata ini memiliki arti yang bermacam-macam, diantaranya adalah membaca, menganalisa, mendalami, merenungkan, menyampaikan,meneliti dan lain sebagainya.
Dengan demikian perintah iqro' atau "bacalah" ini tidak mengharuskan adanya suatu tulisan yang bisa dibaca, juga tidak mengharuskan adanya suatu ucapan yang bisa diperdengarkan. Pengertian ini sesuai dengan arti kata qara'a itu sendiri yang pada awalnya memang mempunyai arti "menghimpun
Adapun kata al-qalam terambil dari kata kerja qalama yang berarti pemotong ujung sesuatu. Kata qalam berarti hasil dari penggunaan alat-alat tersebut yakni tulisan.Â
Maka berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bulan ramadan adalah bulan diserukannya manusia untuk berliterasi yaitu membaca dan menulis.Â
Karena itu sudah seharusnya umat Nabi Muhammad saw menjadikan membaca sebagai aktifitas hariannya. Dimana membaca adalah upaya untuk mendapatkan makna. Adapun menulis adalah kegiatan mengikat makna, maka agar makna melekat kuat dalam memori perlu ditulis.
Dengan katalain, membaca dan menulis merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Karenanya rangkaian ayat pertama yang turun itu terkandung dua kegiatan literasi tersebut.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari malam Nuzulul Qur'an ini, dan mendapatkan spirit untuk berliterasi terutama dalam hal membaca, menganalisa, dan merenungkan makna dari sebuah tulisan baik yang tersurat maupun yang tersirat.
Wallohu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H