Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa Kata Para Seniman Visual tentang Penghapusan Mural?

20 Agustus 2021   15:04 Diperbarui: 21 Agustus 2021   13:15 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural Fee des chiens di Denpasar yang menyuarakan kepeduliannya terhadap lingkungan (Sumber: akun Instagram @feedeschiens)

Jika ada keberatan-keberatan mengenai tempat pembuatan mural dan izin dari pemilik lahan, tak ada salahnya kan pihak-pihak yang punya otoritas dan mudah menjangkau birokrasi membantu perizinannya? Sebab seni pun akan redup jika tidak disertai support system yang baik.

Pada saya, Lilu bercerita bahwa ia pernah tergerak menggambar ulang tembok Taman Kanak-Kanaknya di Madiun. Ketika itu, keadaan temboknya kusam, gambar-gambar memudar, tak ada keceriaan di situ. (Cerita Lilu bisa dibaca di tautan ini)

"Pulangnya, aku dimarahi Emakku, suruh ke guru TK minta maaf. Eh, di luar dugaan, guru TK-nya ternyata lewat pas siang itu aku gambar, tapi dia nggak nyapa, dibiarin aja. Dia malah bilang suruh lanjutin aja, soalnya nunggu cat dari pemerintah juga lama." Pengalaman Lilu itu bisa jadi satu contoh ketika seni dan aspek lain dalam kehidupan saling dukung dan harmonis. Mari lihat juga pengalaman Indra.

"Saya pernah bikin mural kemudian cekcok sama polisi, tapi ketika mural itu jadi malah masuk majalah pemerintah kota Malang karena di kotanya mau ada ICCC (Indonesia Creative Cities Conference, red.)"

Dari pengalaman teman-teman seniman visual, saya semakin percaya bahwa seni boleh mengamplifikasi apa saja yang ada di dalam kehidupan. Dalam hal ini, mural bisa jadi sebuah tawaran dalam melihat keberjayaan seni dan kebebasan mengutarakan pendapat di suatu wilayah.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun