"Tidak ada." Jawab saya. Petugas tersebut mewajarkan.
"Setiap orang pasti berbeda." Katanya. Efek samping yang muncul pada orang kebanyakan adalah nafsu makan meningkat, mengantuk lebih sering, dan demam ringan.
"Kalau ada demam, boleh minum paracetamol, ya. Jangan antibiotik." Selain soal efek samping, saya mendapat info lain terutama tentang anjuran makan sehat dan perawatan tempat penyuntikan di lengan.
"Boleh mandi seperti biasa." Ujar sang petugas.
Kini, tiga hari setelah vaksinasi, saya tidak merasakan satu pun gejala efek samping yang disebutkan perawat di gymnasium. Mungkin karena sebelum vaksin pun, nafsu makan saya sudah tinggi dan ngantukan, ya... Makanya jika pun ada perubahan, tidak terlalu terasa.
Tanpa diprediksi sebelumnya, setelah vaksin, saya malah merasa lebih sering merasa haus. Konsumsi air putih menjadi sangat banyak. Inikah efek samping vaksin covid?
Terdapat kemungkinan bahwa rasa haus berlebih merupakan reaksi psikologis akibat vaksinasi. Ketua Komnas PP KIPI Profesor Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), M. TropPaed menyatakan bahwa gejala semacam itu juga terjadi saat tengah menjalani ujian yang membuat berulang kali ke toilet, atau putus cinta yang menyebabkan tidak nafsu makan. (Sumber)
Lepas dari reaksi psikologis atau medis, paling tidak, "efek samping" ini tidak merugikan tubuh saya.
Sementara itu, nenek saya, yang mendapat vaksin CoronaVac untuk lansia sehari setelah saya, menahan diri agar tidak memakan tapai ketan favoritnya yang tersedia di kulkas. Beliau mendapat informasi bahwa orang yang baru saja disuntik vaksin covid tidak boleh mengkonsumi makanan atau minuman yang telah melalui proses fermentasi.
Awalnya saya percaya, tapi ketika menyusun tulisan tentang vaksin Covid ini, saya mencari kebenaran kabar tersebut. Disangkal oleh ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto melalui kompas.com, vaksin covid dengan konsumsi makanan fermentasi tidak ada kaitannya. (Sumber)