Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman dan Efek Samping Setelah Vaksin Covid

10 April 2021   19:47 Diperbarui: 11 April 2021   19:41 2778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serturvetan via https://www.openaccessgovernment.org/

Tak butuh waktu lama bagi saya untuk mendapatkan kepastian waktu untuk mendapat vaksin covid. Setelah mendaftarkan diri secara digital, saya mendapat info bahwa tanggal 7 April pukul 10.00 WIB, saya bisa langsung datang ke Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung untuk memperoleh Vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech Ltd.

Di Gymnasium, digunakan dua lantai penuh untuk seluruh proses pengecekan administrasi dan vaksinasi. Di ruang pertama, di lantai dasar, saya mengantri untuk menandatangani nama serta NIK, kemudian diberi sebuah kertas berwarna dan selembar kertas berisi data diri. Kertas berwarna itulah yang menentukan warna meja penanganan: meja hijau, merah, kuning, biru, dsb.

Saya, yang mendapat kertas merah mengantri untuk melakukan pengecekan identitas. Vaksinasi yang saya ikuti ditujukan untuk seniman dengan KTP Bandung Raya. Tahap ini memastikan agar nama terdaftar dan NIK-nya sesuai dengan orang yang datang.

Suasana screening kesehatan untuk memperoleh vaksin Sinovac (Dok. pribadi)
Suasana screening kesehatan untuk memperoleh vaksin Sinovac (Dok. pribadi)
Setelah proses tersebut selesai, saya mengantri untuk diperiksa gula darah, tekanan darah, dan riwayat kesehatan. Tahap ini memakan waktu cukup lama karena dibagi menjadi dua meja. Meja pertama -- dengan dua perawat -- untuk pengecekan gula darah dan tekanan darah, satu meja lagi untuk riwayat kesehatan.

Pengecekan kesehatan dasar sangat menentukan bagi pemberian vaksin covid. Seorang yang saya kenal sudah dua kali mengalami gagal melalui screening karena tekanan darahnya terlalu tinggi untuk mendapat vaksinasi. Seorang kawan saya yang berbeda kota pun mengalami gagal vaksin karena angka gula darahnya mencapai 300. Untungnya, di tahap ini, saya aman. Tekanan darah yang biasanya sangat rendah, ketika itu berada di batas aman.

Lolos screening kesehatan, maka vaksin Sinovac bisa diberikan. (Dok. pribadi)
Lolos screening kesehatan, maka vaksin Sinovac bisa diberikan. (Dok. pribadi)
Tahap berikutnya, adalah penyuntikan vaksin CoronaVac. Saya mengantri untuk masuk ke sebuah bilik panjang putih tanpa atap yang disekat menjadi sekitar enam bilik. Di setiap bilik, ada dua orang pemberi vaksin yang bersiap. Saya duduk di sebuah kursi kosong satu-satunya,

"Rileks, ya." Ujar pemberi vaksin perempuan yang mengusap-usap lengan saya dengan alcohol swab. Tak berapa lama,

"Ya, tarik nafas panjang..." penyuntikkan pun dilakukan di waktu yang singkat. Informasi yang saya dapat, CoronaVac berisi virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif lagi. Penyuntikan vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus yang sudah tidak aktif ini dan memproduksi antibodi untuk melawannya sehingga tidak terjadi infeksi Covid-19. (Sumber)

Setelah tahap penyuntikkan, saya keluar dari bilik dengan membawa kertas yang membuktikan bahwa saya sudah mendapat vaksin. Saya disambut seorang petugas pamong praja yang memberi saya sebuah air mineral botol.

Tahap berikutnya, saya harus mengantri untuk melaporkan diri dan mendapat pengarahan di meja observasi.

"Bagaimana, apa ada keluhan?" Tanya petugas di meja itu.

"Tidak ada." Jawab saya. Petugas tersebut mewajarkan.

"Setiap orang pasti berbeda." Katanya. Efek samping yang muncul pada orang kebanyakan adalah nafsu makan meningkat, mengantuk lebih sering, dan demam ringan.

"Kalau ada demam, boleh minum paracetamol, ya. Jangan antibiotik." Selain soal efek samping, saya mendapat info lain terutama tentang anjuran makan sehat dan perawatan tempat penyuntikan di lengan.

"Boleh mandi seperti biasa." Ujar sang petugas.

Tahap observasi setelah memperoleh vaksin sinovac. (Dok. pribadi)
Tahap observasi setelah memperoleh vaksin sinovac. (Dok. pribadi)
Saya diberi sebuah surat yang berisi keterangan sudah divaksin beserta kontak darurat yang bisa dihubungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kini, tiga hari setelah vaksinasi, saya tidak merasakan satu pun gejala efek samping yang disebutkan perawat di gymnasium. Mungkin karena sebelum vaksin pun, nafsu makan saya sudah tinggi dan ngantukan, ya... Makanya jika pun ada perubahan, tidak terlalu terasa.

Tanpa diprediksi sebelumnya, setelah vaksin, saya malah merasa lebih sering merasa haus. Konsumsi air putih menjadi sangat banyak. Inikah efek samping vaksin covid?

Terdapat kemungkinan bahwa rasa haus berlebih merupakan reaksi psikologis akibat vaksinasi. Ketua Komnas PP KIPI Profesor Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), M. TropPaed menyatakan bahwa gejala semacam itu juga terjadi saat tengah menjalani ujian yang membuat berulang kali ke toilet, atau putus cinta yang menyebabkan tidak nafsu makan. (Sumber)

Lepas dari reaksi psikologis atau medis, paling tidak, "efek samping" ini tidak merugikan tubuh saya.

Sementara itu, nenek saya, yang mendapat vaksin CoronaVac untuk lansia sehari setelah saya, menahan diri agar tidak memakan tapai ketan favoritnya yang tersedia di kulkas. Beliau mendapat informasi bahwa orang yang baru saja disuntik vaksin covid tidak boleh mengkonsumi makanan atau minuman yang telah melalui proses fermentasi.

Awalnya saya percaya, tapi ketika menyusun tulisan tentang vaksin Covid ini, saya mencari kebenaran kabar tersebut. Disangkal oleh ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto melalui kompas.com, vaksin covid dengan konsumsi makanan fermentasi tidak ada kaitannya. (Sumber)

Di tengah gencarnya pemenuhan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Republik Indonesia, kabar bohong seperti ini sering ditemukan. Supaya kita tidak beroleh kerugian, sebaiknya cek fakta sebelum percaya pada berita yang ada kaitannya dengan vaksin, ya. Biar bagaimanapun, perkara vaksin adalah perkara medis yang membutuhkan logika dan kompetensi tertentu.

Pengalaman saya untuk memperoleh vaksin covid dengan merk vaksin CoronaVac dari SinoVac Biotech Ltd di tahap pertama berlangsung mulus. Vaksin covid berikutnya akan saya peroleh pada awal Mei 2021 di tempat yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun