Netflix menjadi pilihan saya karena keragaman jenis film dan kemudahan mengaksesnya. Bentuk display-nya juga nyaman ketika digunakan di ponsel.
- iPusnas
Masa pandemi berpengaruh pada kebiasaan belanja buku saya. Rasanya kurang afdal kalau belanja buku tanpa menyentuh dan membolak-baliknya terlebih dulu. Berkaitan dengan kebiasaan itu, aplikasi iPusnas adalah aplikasi yang aman.
iPusnas memungkinkan kita meminjam buku bagai menjadikannya milik kita, melihat-lihat isinya, lalu memutuskan apakah buku tersebut akan terus dibaca, atau lebih baik meminjam buku lain saja. Per-Maret 2020, terdapat 591.739 salinan buku digital dari 50.438 judul yang tersedia dari berbagai genre. (Sumber)
- Google Arts & Culture
Google Arts & Culture juga memiliki Art Camera yang memungkinkan kita mengeksplorasi karya seni dengan resolusi yang tinggi, mengalami karya seni melalui video 360 derajat, tur virtual di museum-museum di berbagai belahan dunia, street view, serta memberi kesempatan pada kita untuk keliling dunia menyaksikan pameran daring dalam Online Exhibit.
Aplikasi ini menjadi unggul karena ketika kita bicara tentang seni dan budaya, itu berarti kita harus bergerak menembus ruang dan waktu. Maka, pengetahuan sejarah adalah hal yang niscaya kita dapatkan dari aplikasi ini.
***
Di tengah keterbatasan sosial kala pandemi, intensitas pertemuan sesama individu di medsos tentu teramat tinggi. Dalam kerangka pertemuan itulah, psikolog klinis di Personal Growth, Linda Setiawati menyatakan bahwa individu berpotensi terpapar dampak negatif: gambaran diri yang kurang baik.
Hal tersebut dapat terjadi karena individu membanding-bandingkan diri dengan citra orang lain di media sosial. Jika berada dalam kondisi itu terus menerus, bukan tidak mungkin di kemudian hari akan muncul gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. (Sumber)
Tak ada salahnya kan, menghibur diri dengan mengakrabi diri sendiri dan dunia yang tidak pernah kita masuki sebelumnya? Yuk!
[Bersambung]