Namun bagi saya sebagai pengamat “dukun sunat” nan abal-abal gombal mukiyo mukidi mukimin, akan ada sebuah efek kerugian besar masa depan PDIP di Jawa Timur jika ibu Risma dibawa ke DKI.
Apakah itu ?
PDIP akan meninggalkan “luka” masyarakat di Surabaya dan Jawa Timur, koq bisa ?
Sangat bisa, sebab Risma bukanlah Jokowi.
Ketika Jokowi dibawa ke Jakarta dan memenangi pilkada DKI. Masyarakatnya yang di Surakarta dan Jawa Tengah ikut “bersorak” gembira ria, artinya efek Jokowi membawa berkah bagi PDIP di Jawa Tengah yang secara otomatis turut berjaya (tidak gembos) di ranah Jawa Tengah. Karena pada saat itu semua masyarakatnya disana mendukung, hingga berefek mengusung gubernur Jateng pun dengan sangat mulus luss lusss dapat diraih dengan suksesnya.
Jika Risma dibawa ke Jakarta ?
Ma’af bu Megawati, jangan main-main dengan suara bawah jika ndak mau terpuruk partai panjenengan. Silahkan dengarkan “penolakan” masyarakat Surabaya dan Jawa Timur, jika ibu sampai mengabaikan suara ini, maka jangan harap posisi gubernur Jawa Timur akan dipegang oleh kader PDIP dan saya sangsi PDIP bisa lanjut berjaya di Surabaya dan Jatim.
Ndak percaya to bu ? ya monggo saja kemawon, lha wong ini cuman analisa ecek-ecek “dukun sunat” politik pinggiran gunung ndeso koq, hehehehe
Jadi singkatnya, saran saya buat ibu Megawati “ndak usah ngusung Risma ke DKI”, hehehe
Lantas siapa jika bukan Risma ?
Ya khan kader-kader PDIP banyak. Kalau menurut saya pak Djarot dimajukan juga baik itu.