Kemungkinan karena sifat dan karakternya yang “ndableq” dan “tambeng” terhadap segala suasana, situasi, hal dan kondisi ekstrim, sehingga lebih diasosiasikan dengan kata “BEBAL” yang lebih menyiratkan nuansa “KEBAL” dan “CUEK” tak ada hati dan perasaanya.
Terkesan sangat negatif dan “bodoh”, namun itulah yang terjadi.
Dan sebagai efek dominonya, jika ada manusia yang memiliki sifat “ndableq”, “tambeng”, “muka tebal”, “muke tembok”, “tak ada urat malu”, “bodoh dan sok pintar”, dan seterusnya.
Maka jangan bingung dan heran jika ada orang lain menyebut manusia yang memiliki sifat-sifat mirip-mirip hal demikian itu dengan istilah keren “ONTA”, itu adalah suatu bentuk penghargaan dan penghormatan sebutan sebagai label “mahkota”, dengan sebutan “ONTA”.
Memang sangat menggelikan, lucu, menggelithik, dan kasihan terhadap onta-nya, hehehe.
#
Lantas apa hubungannya onta dengan berpuisi ?
Tidak ada hubungannya sama sekali.
Karena tidak ada satu pun onta yang memiliki kemampuan untuk berpuisi.
Onta hanya bisa makan, minum, jalan, berak, kencing, kawin, dan sejenisnya.
Onta hanya bisa dimanfaatkan jasa tenaganya oleh manusia.