Bahkan kini, sang pensiunan tersebut karena pintar memanage perusahaan outsourcingnya, dia telah memiliki beberapa pabrik (bengkel). Dia awalnya mensuplai karyawan untuk mengerinda saja di pabrik tempat awal dia bekerja, kini dia membuat bengkel sendiri yang menawarkan jasa gerinda. Karyawan meresa tidak bekerja sebagai outsourcing.
Jadi semua berpulang kepada perusahaan outsourcing itu sendiri, apakah well manage atau tidak. Masalah dibutuhkan atau tidak, kembali berpulang kedapa suply dan demand. Saat orang butuh kerja, dia bertendensi mau melakukan pekerjaan apa saja. Demand akan otomatis muncul jika memang ada yang ditawarkan lebih mudah (bisa juga murah) dari awalnya. Hanya saja pada prakteknya perusahaan outsourcing tidak well manage, sehingga kesannya hanya menjual keringat orang saja seperti jaman perbudakan.
Semoga masalah outsourcing terselesaikan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H