Bisa jadi sih, karena ada tanda, ya tanda yang samar dalam setiap tataruncingan akan menjadi patokan tanda itu merujuk pada sebuah jawaban yang betul, logis. Baik dipengaruhi oleh empiris, atau pembendaharaan kosa kata atau nama benda dan nama-nama lain. Sehingga tanda-tanda itu akan di mix kedalam nalar dan menjadi sebuah jawan dari tataruncingan itu sendiri. Kira-kira begitu, saya juga yang nulis bingung, hal yang wajar sih kalau saya nulis ini bingung sebab saya memang lagi sedang ingin bingung dan berbingung ria.
dibaca di Wikipedia Semiotika atau ilmu ketandaan (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi.
Jadi jelas hemat saya secara sederhana tataruncingan adalah langkah awal untuk belajar Semiotika, ada unsur linguistik.
Yang populer simiotika dibagi menjadi tiga jenis  misal  dalam tataruncingan ada hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat hingga menjadi makna bisa disebut semantik.
Dalam tataruncingan juga ada hubungan erat  antara tanda-tanda dalam struktur yang formal atau sintaksis.
Dan ada juga unsur Pragmatik dimana hubungan tanda yang menggunakan agen.
Budaya tataruncingan adalah simbol humaniora yang sangat membangun membuat kita berbudaya penuh etika, estetika  dan logika yang sehat serta toleran.
Nyambung ga sih hehe.
Yu ah yang punya tataruncingan atau tebak-tebakan tulis di komentar ya?
Ditempatmu apa namanya tataruncingan itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H